Translate

Minggu, 04 Mei 2014

Hanoi, Sapa, Halong Bay



Kali ini adalah perjalanan dengan persiapan paling mepet yang pernah kulakukan. Biasanya aku dapat tiket minimal untuk perjalanan 6 bulan berikutnya, ini hanya 3 minggu saja. Jadi waktu untuk searching di internet tentang obyek-obyek wisata di Hanoi kurang, sehingga ada beberapa yang ga bisa terkunjungi dan agak kebingungan waktu di sana karena bingung mo kemana lagi. Untungnya semuanya berjalan dengan lancar.

Dimulai tanggal 18 Maret 2014, selama satu minggu aku melakukan perjalanan Singapore – Hanoi – Sapa – Hanoi – Halong – Hanoi – Singapore berdua saja bersama adikku Luci karena mendapatkan tiket gratis dari Tigerair (program fly for free untuk 2 orang ke destinasi Tigerair yang depart dari Singapore). Enak banget kalau dapat tiket gratis ya, ga bingung pilih-pilih tanggal penerbangan mana yang paling murah, tinggal pilih tanggal sesuai keinginan kita dan masukin voucher aja. Andai bisa dapat lagi….hehehehehe….thanks Tiger air atas tiket gratisnya.




Ini adalah perjalanan keduaku ke Vietnam. Untuk perjalanan ke Vietnamku yang lain bisa dibaca disini.


Berikut itinerary yang aku buat selama 1 minggu perjalanan :

Tanggal Jam Rute
Day 1 19.00 Ready at Juanda airport
Mon 17 March 2014 21.45 - 01.05 Flight to Singapore


Sleep at Changi airport






Day 2 06.00 Ready at Terminal 2 Changi airport
Tue 18 March 2014 08.00 - 10.20 Flight to Hanoi

10.20 - 11.00 Landing, Imigration at Noi Bai airport Hanoi Lobby B

11.00 - 12.00 Down town Hanoi


Several "minibus" lines travel from Noi Bai Airport to Hanoi city center for VND40.000. Turn right as you exit the airport terminal for the bus stop. Kumho Viet Thanh, Vietnam Airlines, and Jetstar operate their own buses that serve three different stops in Hanoi:
•Jetstar offers both drop-off at, and pick-up from, the Jetstar office at 206 Tran Quang Khai Street.
•Vietnam Airlines offers both drop-off at, and pick-up from, the Vietnam Airlines office at 1 Quang Trung Street.
•Kumho Viet Thanh offers both drop-off at, and pick-up from, 204 Tran Quang Khai Street


Hanoi city buses number 7 and 17 connect Noi Bai Airport with Hanoi city center.
The bus stop is just on the right side of the terminal exit.

Traveling by bus costs VND7.000 per person and takes about one hour.
Buses run every 15-20 minutes from 5 a.m. to 10 p.m.

Bus number 7 goes to Kim Ma Station and you will have to catch bus number 9 to get to the Old Quarter. With bus number 17, you are taken straight to Long Bien Station, a few blocks away from the Old Quarter.

12.00 - 14.00 Hotel Check-in : Hanoi Evergreen Hotel

14.00 - 20.00 Walk around Hanoi Old Quarter : Hoan Kiem Lake, Ngoc Son Temple, Bach Ma temple, Hanoi Hilton, Opera House, St. Joseph Cathedral

20.00 - 21.00 Back to hotel, check-out

21.00 - 08.00 To Sapa by train






Day 3
SAPA
Wed 19 March 2014 08.00 Arrive at Lao Cai

08.00 - 09.00 Lao Cai - Sapa by minibus

09.00 - 10.00 Hotel Check-in : Sapa Cozy Hotel

10.00 - 13.00 Walk around Sapa : Sapa Lake, Stone Church, Market

13.00 - 17.00 Cat cat Village, cat cat waterfall

17.00 - 21.00 Night at Sapa (walking around Sapa)






Day 4 08.00 Hotel check-out, leave luggage
Thu 20 March 2014 08.00 - 15.00 Rent motorbike and go around Sapa


Silver waterfall (12km from Sapa town - less than one hour from Sapa)


Ta Van Village (17km from Sapa town - one hour from Sapa)


Hamrong mountain (near stone church at Sapa town)

15.00 - 16.00 Back to hotel, pick-up luggage

16.00 - 17.00 Sapa to Lao Cai by minibus

18.00 - 05.00 To Hanoi by train






Day 5 05.00 Arrive Hanoi
Fri 21 March 2014 05.00 - 07.00 Lenin park

07.00 - 08.00 Hotel Check-in Hanoi Royal Palace Hotel

08.00 - 15.00 Hanoi walking around :


Temple of Literature


One Pillar Pagoda


Ho Chi Minh Museum


Presidential Palace


Tran Quoc temple


West Lake

15.00 - 18.00 Bat Trang Pottery Village


Take the bus no.47 from Long Bien bus stop to end of way around 30 - 45 mins. The bus stop at Bat Trang Pottery Village.(the bus stop in front of Bat Trang Pottery Village) and when you back you can take the bus no.47 at the same as you take off. You can make your own pottery with USD2

18.00 - 19.00 Back to hotel






Day 6
Halong Bay (tour package by Sinh Tourist)
Sat 22 March 2014




Day 7 06.00 Wake-up, breakfast, packing
Sun 23 March 2014 09.00 - 11.00 Sunday Masses at St. Joseph Catedral


Sunday Masses : 07.00 am, 09.00 am, 11.00 am

11.00 - 12.00 Back to Hotel, check out

12.00 - 13.00 Shopping for souvenir at old quarter

13.00 - 14.00 To Noi Bai Airport by bus


For the return trip from Hanoi to Noi Bai, go to Tran Quang Khai east of the Old Quarter to ride either buses 7 and 17; the route to the airport costs VND7.000.

14.00 Ready at Noi Bai airport Hanoi Lobby B

16.00 - 20.30 Flight to Singapore

20.30 - 21.00 Imigration

21.00 - 22.00 Hotel check-in : Plush Pod Hostel






Day 8 08.00 - 09.00 Haw Par Villa
Mon 24 March 2014
take a MRT train and alight at Haw Par Villa MRT. Get out of the train station and turn right. The Haw Par Villa is next to train station.

09.00 - 10.00 Henderson Bridge


MRT & Bus
There is a bus stop on Henderson Road right below Henderson Waves. The easiest way to get to the bus stop is taking the MRT to Redhill station (EW18, East-West Line) and from there take Bus #145 for 7stops (about 10min) to "Bef Telok Blangah Hts". Next to bus stop is a staircase going up to the Waves.

10.00 - 13.00 Garden by the bay


•Alight at Bayfront MRT Station (CE1/DT16)
•Take Exit B and follow the underground linkway

13.00 - 17.00 Bugis Village for shopping

17.00 Ready at Changi airport Terminal 2

19.50 - 21.10 Flight to Surabaya






Hari 1 : SINGAPORE – Once again... sleep at airport

Penerbangan larut malam ke Singapore dan besoknya harus sudah check-in jam 5 pagi ke Hanoi, jadi mau nggak mau harus tidur di bandara. Enaknya di Changi tuh fasilitasnya lengkap. Sambil nunggu bisa fitness atau nonton film gratis di lantai 2 yang memang di khususkan untuk entertainment. Atau mau sekedar browsing atau chatting bisa pakai wifi gratis atau computer gratis yang tersebar di seluruh area bandara. Banyak juga penumpang yang tidur di bandara dan kurasa aman kok…..tinggal pilih kursi trus ransel dipeluk di depan kita sekaligus buat bantal…mimpi deh. Kalau mau tidur yang lebih nyaman bisa kok, tapi berbayar, letaknya di lantai 2 juga.


Karena untuk penerbangan ke Hanoi aku nggak ambil menu transfer bandara/fly through atau kalau di tiger namanya tigerconect, jadi setelah sampai Singapore harus keluar imigrasi dulu kemudian check-in penerbangan ke Hanoi kemudian masuk imigrasi lagi. Awalnya aku juga nggak keluar imigrasi, untungnya 2 jam sebelum keberangkatan kita nanya ke petugas transfer bandara dan disuruh untuk mendapatkan cap dokumen verifikasi (tanda bahwa dokumen perjalanan kita sudah diverifikasi oleh petugas bandara) yang didapatnya di counter check-in. Nah berarti kan harus keluar imigrasi dulu trus ke counter check-in untuk dapat cap verified tersebut. Lumayan agak ngepot-ngepot juga karena bandara Changi kan besar banget, dan sama petugas imigrasi sempat ditanyain penerbangannya udah lama kok baru keluar imigrasi beberapa jam setelahnya….hehehehehe maap pak…kagak tau klo harus kluar dari imigrasi dulu.



Hari 2 : HANOI – Old Quarter….street market and food stall everywhere blend with old building

Sampai bandara Noi Ba Hanoi, setelah proses imigrasi kita langsung mencari money changer. Banyak money changer dan tourist information di arrival hall, jadi tinggal bandingkan saja bank mana yang kasih rate tertinggi. Menurut pengalamanku rate di bandara lebih bagus ketimbang di kota Hanoi-nya sendiri, dan usahakan tukar di bank saja. Meskipun touris information banyak dan ada tulisan “free Map” tapi setelah kita datangi satu-satu semua bilang habis (padahal masih pagi hari lho..) dan ujung-ujungnya akan menawarkan paket wisata, hotel atau rental mobil… duh langsung ketemu dengan kebusukan tourism Vietnam. Kayaknya mereka bakal ngasih peta ke kita kalau kita booking paket wisata ke mereka. Jadi siapkan peta sebelum ke Hanoi atau print google map…paling nggak jalan ke arah hotel kita, karena menurut pengalamanku sih hotel-hotel yang aku tempati selama di Vietnam menyediakan peta gratis, meskipun hanya peta daerah old quarter dan sekelilingnya saja. Untuk peta Hanoi lengkap bisa dibeli di kantor pos atau toko-toko buku di Hanoi.


Dari bandara Noi Ba Hanoi kita naik bis kota no. 17 yang perhentian terakhirnya adalah terminal bis Long Bien dekat old quarter. Sebenarnya begitu keluar dari arrival hall kita langsung ditawarin naik minibus punya Vietair dan Jetstar, dan kita sudah naik ke dalam minibus tersebut. Harga yang tertera di pintu bis VND40.000, cukup murah sebenarnya untuk ukuran perjalanan 1.5 jam dengan bis ber-AC, tetapi sampai hampir 10 menit kok bis nggak berangkat-berangkat, akhirnya aku turun saja dan mencari terminal bis kota. Gampang kok cari bis kotanya, begitu keluar dari arrival hall langsung belok kanan dan jalan terus aja kira-kira 150 meter kemudian menyeberang. Kalau letak minibus milik Jetstar dan Vietjet ini letaknya lebih dekat lagi dari arrival hall, hanya 50 meter setelah keluar arrival hall, makanya biasanya kalau turis yang nggak tau pasti langsung naik minibus tersebut. 

Ada 2 bis kota yang beroperasi dari bandara Noi Bai yaitu bis no. 17 yang berhenti di terminal Long Bien dan bis no. 7 yang berhenti di terminal Kim Ma. Bus-nya ber-AC dan tarifnya murah meriah VND7000 saja. Lama perjalanan dari airport ke kota kira-kira satu setengah jam, berangkat dari airport tiap 5-10 menit dan tidak usah menunggu sampai bis penuh.


ini salah satu minibus milik maskapai Vietjet

ini bis kotanya, nomor 17 yang menuju Old Quarter


Sampai di terminal Long Bien untuk mencapai old quarter kira-kira masih harus jalan 20-30 menit dengan kecepatan sedang, kalau tidak mau capek mending naik ojek atau taxi. Dari Long Bien kita jalan kaki dan karena tidak ada peta jadinya nyasar….hiks. Tanya ke orang-orang ga ada yang bisa bahasa Inggris, petugas di Lotteria juga ga bisa Bahasa Ingris, bahkan anak sekolah juga ga ada yang bisa bahasa Inggris. Akhirnya ketemu sama orang yang kerja kantoran dan kita tunjukin alamat kita, meskipun juga ga bisa bahasa inggris tapi dia lumayan ngerti dan dicarikan pake GPS-nya dia. Besoknya begitu kita sudah agak familiar dengan daerah tersebut baru nyadar sebenarnya kita memang cuma muter muter aja di daerah Old Quarter.



not a baby stroller but fruit stroller :)

meskipun kesasar tapi tetap enjoy aja, karena lumayan banyak spot-spot yang bisa difoto


Menurut jadwal yang kususun, malam ini kita mau naik night train ke Sapa, jadi sebenarnya nggak perlu penginapan. Tapi kita juga butuh tempat buat mandi sama nitipin bagasi, dan karena hotel di Hanoi relatif murah ya udah ku booking satu hari, lumayan buat mandi dan tidur bentar. Nama hotelnya Hanoi Evergreen Hotel, di daerah old quarter dan dekat banget sama Hoan Kiem Lake. Di sekitar hotel adalah pasar dan food street, jadi gampang banget untuk cari makanan.







Setelah check-in kita mau ke stasiun kereta Hanoi untuk beli tiket kereta api ke Sapa. Dan ternyata setelah bertanya ke petugas hotel, dia bisa membelikan dan harganya juga sama dengan yang aku lihat di website kereta api, akhirnya kita beli dari hotel tiket kereta sekalian tiket minibus dari stasiun Lao Cai ke Sapa town. Kita juga dikasih bonus free shuttle ke stasiun kereta api.

Tips : Bila membeli tiket kereta api dari hotel atau travel agent jangan mau kalau hanya dikasih voucher, pastikan yang diterima adalah tiket kereta yang asli, karena pasti ribet kalau dapatnya voucher karena harus nukerin lagi di penukaran tiket di stasiun kereta api.

Aku terima tiket kereta api dari hotel, disitu sudah tertera nama kereta kita, gerbong nomor berapa dan nomor tempat tidur kita. Sedangkan untuk minibus yang ke kota Sapa, akan dijemput dari stasiun Lao Cai dan diantar kembali oleh bis dari Sapa Summit Hotel.


yang pink tiketnya, kalau yang putih itu voucher dari hotel. Disitu tertera nomor kereta, gerbong nomor berapa, nomor kabin kita, serta nomor tempat tidur kita.


Urusan tiket selesai, kita memulai explore kota Hanoi. Tempat pertama yang dituju tentu saja Hoan Kiem Lake yang menjadi ikon wisata-nya Hanoi. Disekitar danau yang indah ini banyak objek-objek wisata lain yang bisa dikunjungi, yaitu : Opera House, Post Office, Penjara tua Hanoi, St. Joseph Cathedral, beberapa museum dan kuil.


Hoan Kiem Lake

Ngoc Song temple
  
St Joseph Cathedral

inside Cathedral
  
Opera House

nikmatnya makanan pinggir jalan...


Malam hari setelah makan malam di sekitar hotel, kita check-out dan menuju stasiun kereta api Hanoi menggunakan mobil shuttle gratis dari hotel. Kereta berangkat jam 10 malam, dan kita sekamar dengan ibu-ibu Vietnam yang tidak bisa bahasa inggris…ya sudahlah tidur saja….hehehehehe. Perjalanan dari Hanoi ke Lao Cai (stasiun terdekat ke kota Sapa) ditempuh selama 10 jam. Sebenarnya tempat tidurnya lumayan empuk, karena dari busa lengkap dengan selimut dan bantal, tapi karena nggak biasa tidur di dalam kereta yang bergerak jadinya pusing juga karena tiap jam mesti terbangun, apalagi kalau kereta pas berhenti atau mau berangkat dari stasiun-stasiun yang dilewati, hentakannya lumayan terasa keras bagiku. Tapi katanya sih masih mending naik kereta daripada naik bis, karena meskipun lebih murah tapi jalan Vietnam yang sedikit tidak mulus, berkelok-kelok, ditambah supir di Vietnam yang terkenal jago ugal-ugalan membuat perjalanan lebih tidak nyaman lagi.


Kereta siap berangkat, jangan salah masuk gerbong ya.... cocokkan dengan nomor gerbong di tiket.. Tapi jangan kawatir, di tiap gerbong ada petugas yang akan memeriksa tiket kita saat akan masuk gerbong.

Jangan salah platform juga. Kalau nomor platform ini nggak tertulis tiket kita, tapi saat kita mau masuk ruang platform petugas yang check tiket akan kasih tau kita harus nunggu di platform berapa.

Di pintu kabin di dalam gerbong tertera nomor bed kita (yang di dalam garis kotak), kita dapat bed nomor 12 dan 10

Nih kasurnya...bersih. Jangan lupa bawa air minum, air hanya disediakan untuk yang kelas eksekutif




Hari 3 : SAPA - beautiful tribal village

Jam 8 pagi sampailah kita di Lao Cai dan karena kita juga sudah beli tiket minibus ke kota Sapa, kita tinggal mencari orang yang membawa papan nama Sapa Summit Hotel dan menyebutkan nama kita yang sudah terdaftar di daftar list penumpangnya dia.

Perjalanan dari Lao Cai ke kota Sapa dengan minibus kira-kira 1 jam, dan sepanjang jalan disuguhi dengan pemandangan yang indah. Karena minibus ini milik Sapa Summit Hotel, jadi berhentinya juga di hotel tersebut. Dari Sapa Summit kita jalan kaki kira-kira 10 menit ke hotel tempat kita akan menginap, yaitu Sapa Cozy Hotel. Karena check-in time jam 12 siang, jadi kita titipin dulu tas kita di receptionis dan kita explore kota Sapa dahulu.

Tempat pertama yang kita kunjungi adalah Sapa lake. Kayaknya Vietnam di kota manapun memang tidak bisa dipisahkan dengan danau dan taman yang indah. Meskipun tidak sebesar Hoan Kiem Lake di Hanoi tetapi Sapa Lake tidak kalah indah-nya, apalagi kalau sore hari pas matahari hampir terbenam…cantik banget, ditambah dengan siluet bangunan-bangunan di sekitar danau yang memantul ke air danau.




indah... plus bangunan-bangunan di latar belakang kayak di Eropa aja, tempat asyik buat pacaran :)


Dari Sapa Lake kita menuju pasar Sapa. Disana banyak kita temui penduduk asli Sapa dari suku suku minoritas yang menjual dagangannya. Mereka masih mempertahankan gaya berpakaian mereka, dan meskipun sekilas nampak sama semua pakaiannya ternyata ada bedanya lho. Misal kalau dari suku Black Hmong maka pakaiannya serba hitam-hitam mulai dari tutup kepala sampai ke sepatunya. Kalau dari suku Red Dzao maka tutup kepalanya berwarna merah, dan lain sebagainya. Pasarnya sih seperti umumnya pasar di Indonesia, malah lebih kecil, yang menarik memang orang-orang yang ada di sana. Karena ini hari biasa maka nggak seberapa banyak orang dari suku minoritas tersebut datang ke pasar. Di hari Minggu pasar akan penuh dengan mereka, karena hampir semua suku-suku minoritas tersebut datang ke pasar di hari Minggu untuk jual beli hasil kebun mereka. Di hari biasa kebanyakan mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam. Dan jangan kaget bila kita akan diikuti oleh seorang atau serombongan dari mereka untuk menawarkan dagangan mereka dan mereka nggak kenal lelah lho nawarinnya sampai kita mau beli barangnya.



wes punya makanannya sendiri kok masih nglirik punya orang lain sih...??


Sapa market. Dan seperti didaerah manapun di Vietnam, kabel-kabel listrik dan telepon bergantungan tak beraturan dan rendah2 banget.

Sapa market, tempat berkumpulnya suku suku minoritas berbaur dengan turis.
Yang ada digendongan belakang itu bukan barang lho...itu anak mereka yang masih bayi.

rempah dan bahan obat-obatan tradisional banyak dijual di pasar ini


Dari Sapa market kita kembali ke hotel untuk check-in. Sapa Cozy Hotel ini ada 2 tempat dan saling berhadap-hadapan. Letaknya satu blok dibelakan danau Sapa dan kira-kira 5 menit jalan kaki ke Gereja Sapa, serta 10 menit ke Sapa market. Kita menginap di Sapa Cozy hotel 2, meskipun kita pesannya di Sapa Cozy hotel 1, tapi untungnya kamarnya bagus banget. Lantai dari parket, double bed luas, hot water dan ada penghangat listrik di setiap kasur yang sangat berguna di malam hari yang dingin. Di Sapa nggak perlu pake AC atau kipas angin karena udaranya duingin banget apalagi kalo malam. Sesuai dengan salah satu moto dari Sapa yaitu : Kota dengan 4 musim dalam satu hari. Maksudnya kalau pagi sejuk seperti musim semi, kalau siang panas seperti summer, sore dingin berawan seperti musim gugur, malam hari sangat dingin seperti winter, karena memang letaknya 1200 meter dari permukaan laut. 









Setelah urusan kamar selesai, hari ini kita lanjut mau trekking ke Cat cat village yang merupakan tempat tinggal suku Black Hmong. Letaknya kira-kira setengah jam jalan kaki dari Sapa market. Ikuti saja jalan di belakang Sapa market (bukan depannya ya), lurus saja bakalan nyampe di Cat cat village. Karena Cat cat village letaknya didasar lembah jadi enak banget kita jalan saat berangkat kesana, jalannya menurun sampai dasar lembah. Sebelumnya mampir dulu ke Gereja Batu, salah satu icon di Sapa juga. Gereja kecil tapi cantik karena seluruh bangunan terbuat dari batu.



welcome to Sapa... dengan latar belakang Stone Church

Disekitar gereja juga banyak dijumpai suku-suku minoritas yang menjajakan dagangannya

Stone church. Untuk weekday misa setiap jam 7 malam, sedangkan untuk hari Minggu misa diadakan pukul 9 pagi. Sayangnya aku nggak ikut misa disini karena kalah oleh ngantuk.

perjalanan menuju cat cat village dengan pemandangan yang indah

Cat cat village tampak dari atas Sapa, ada di dasar lembah.

Jalanan menuju cat cat village

huf..huf..semangat...50 meter lagi sampai..


Di Cat cat village ini kita bisa melihat rumah-rumah dan kehidupan para penduduk asli. Di sini juga terdapat air terjun kecil tapi cantik, namanya Cat cat waterfall, airnya masih jernih banget. Di depan waterfall ini ada pertunjukan budaya yang ditampilkan oleh penduduk asli yaitu tari-tarian dan nyanyian. Aku nggak tau jam-jam pertunjukannya tapi kayaknya memang ada setiap hari. Pokoknya pas aku nyampe disana sekitar jam 3 sampai 4 sore. Untuk melihat show ini nggak dipungut biaya tapi disediakan kotak donasi bagi yang mau memberi.



jangan lupa beli tiket masuk dulu untuk membantu kelangsungan suku-suku minoritas ini

seperti umumnya desa wisata... yang dijual adalah hasil karya penduduk desa ini


anak-anak dengan pipi merah mereka....gemessss

sistem pengairan masih memakai bambu...bukan paralon besi atao plastik

salah satu penduduk sedang keramas...ditemani peliharaannya.. :)

suka sekali dengan foto ini... Ibu ini jualan madu sambil membuat tas yang nantinya juga akan dijual ke turis....katanya untuk membuat satu tas ukuran 30x20 butuh waktu 3 bulan lho, karena emang dijahit tangan.

rumah-rumah mereka benar-benar masih tradisional

kain-kain buatan tangan mereka sendiri. Kain-kain ini yang dipakai untuk pakaian mereka.

babi adalah hewan peliharaan mereka

Cat-cat waterfall. tidak terlalu besar tapi indah

  

Beberapa pertunjukan budaya yang dikemas untuk para turis. Pengunjungpun diajak untuk ikut serta dalam salah satu tarian.


Satu jam lihat-lihat desa Cat cat, kita kembali ke Sapa town. Karena pas berangkat tadi jalannya menurun, berarti pulangnya sekarang jalannya mendaki kan…..haduhhhhh duhhhh….karena nggak biasa trekking jadinya ya ngos-ngosan banget, sampe putus rasanya kaki dan nafas. Sebenarnya bisa kok naik ojek (kalau ga salah sekitar VND40.000), karena begitu kita keluar dari kawasan air terjun Cat-cat village banyak ojek yang nawarin jasa untuk ngantar ke Sapa town, tapi kita tolak karena emang niat kita mau trekking selama di Sapa.



hosh..hosh...naik naik ke puncak gunung...hehehehe


Saat perjalanan pulang kita diikutin 2 penduduk asli yang dengan setia menawarkan barang dagangannya. Mula-mula basa basi dulu dari mana kita berasal, tanya nama, berapa hari disini, udah punya suami apa belum, dll. Bahasa Inggrisnya lancar lho meskipun mereka mengaku nggak sekolah. Hebat loh mereka ini, ngikutin kita selama 1 jam demi menawarkan barang-barangnya, tapi aku juga keukeh nggak mau beli…hehehehe…sebenarnya kasian juga. Akhirnya kita photo-photo aja dan kukasih VND20.000 untuk mereka berdua.



Buah tangan dari suku asli yang ngikutin kita..., cepet lho dia buatnya.. dari tanaman yang dipetik sepanjang perjalanan. Hati dan kuda katanya..., sempet bingung juga..kuda bentuk dari mana ?? malah kukira dia bikin bentuk kursi...hihihi


Sebelum masuk hotel, mampir dulu di Sapa market beli jajanan khas Sapa untuk dimakan di Sapa lake sambil menikmati matahari terbenam di pinggir danau....wowww romantis...sayang kok sama kamu Lus... :)



Leyeh leyeh menikmati matahari terbenam sambil makan bakpao...nikmat


Kembali ke hotel, karena capek banget setelah bikin & makan mie instan (ada ketel electrik disediakan di kamar) kita langsung keok ke alam mimpi, padahal sebenarnya pengin lihat kehidupan malam di Sapa.


Hari 4 : SAPA - motorbike adventure

Hari terakhir di Sapa rencananya kita mau trekking lagi, tapi apadaya karena pengalaman kemarin yang capek banget, padahal cuma ke desa paling dekat dengan Sapa town. Akhirnya hari ini kita sewa motor saja daripada kaki gempor hehehehehe. Sewa sepeda matik seharga VND120.000 dari hotel, dikasih 2 helm dan tangki kosong. Begitu kunci motor diserahkan ke kita, petugas hotel langsung memberi petunjuk arah ke pom bensin terdekat. Beli bensin VND50.000 dapat 2 liter lebih dan cukup untuk seharian putar-putar desa desa suku minoritas sekitar Sapa.




nih jokinya....aku mah gonceng ajeee...


Tujuan pertama hari ini adalah daerah utara Sapa yaitu Silver waterfall atau Thac Bac dalam Bahasa Vietnam, sekitar 12 km dari Sapa town. Jalanan ke sana mulus dan sepi, nggak sampai setengah jam kita udah nyampe. Tiket masuk sebesar VND10.000 dan mulai lagi pendakian untuk mencapai air terjun tsb. Karena ini spring, jadi debit air terjun tidak seberapa besar, jadinya nggak seberapa bagus, mungkin kalau pas musim hujan akan lebih bagus lagi. Dinamakan Silver waterfall karena dari letaknya di atas gunung, jadi dari kejauhan tampak berkilau seperti perak.


Petunjuk ke Silverwaterfall sangat jelas kok di tiap kilometernya


Entrance fee VND10.000, parkir juga VND10.000

Kaki kesebelasan ini tambah besar diameternya gara-gara jalannya naik terus 

Setengah perjalanan...tantangan tangga

Sampai puncak tangga... sayang debit airnya kecil banget karena bukan musim hujan, jadinya nggak seberapa bagus air terjunnya


si photo model ini malah pilih latar belakang jembatan dari pada waterfall karena airnya ga  bagus... :)


Masih di area gunung Fansipan tempat Silver waterfall ini, kita naik dikit ke puncaknya Fansipan ke daerah yang dinamakan Tram Ton Pass. Tram Ton Pass ini unik karena disinilah suhu udara benar benar terbelah menjadi dua. Di satu sisi yaitu sisi Sapa dingin dan berkabut sedangkan beberapa meter disisi yang lain yaitu sisi Lai Chau cerah dan panas. Diantaranya karena perbedaan udara yang bertolak belakang, angin bertiup sangat kencang. Pemandangan sekitar sangat indah dengan pepohonan dan bebatuan alam-nya. Tapi kita nggak berani lama-lama di sini karena takut batunya longsor hehehehe.

kereeenn... bukit bebatuan





karena jalanan di sini sepi, kita sampai photo-photo ditengah jalanan...hahaha



Dari Fansipan mountain kita kembali ke Sapa town dan kali ini menjelajah selatan Sapa ke arah Ban Den, 12km dari Sapa. Jalanan sempit dan berdebu tapi pemandangan luar biasa indah. Tidak banyak turis yang kearah sini, sehingga tidak seramai di Sapa town. Sesekali kita berhenti untuk foto-toto karena emang gila indah banget pemandangannya. Desa-desa di lembah gunung serta sawah-sawah teraseringnya.


dari Sapa town kalau sudah nemu jalan cabang, jangan bingung... pilih yang kanan ke arah Ban Den untuk menuju desa-desa minoritas seperti Lao Chai village, Ta Van  village, dll




sesekali berhenti untuk menikmati pemandangan



dan makan mie instan untuk makan siang yang kita masak sebelum berangkat dari hotel. makannya dipinggir tebing curam biar lebih terasa nikmatnya...hihihihi



Desa yang kita kunjungi satu saja yaitu Ta Van village, karena untuk masuk ke desa ini jalannya cukup mulus untuk dilalui sepeda motor. Untuk desa-desa yang lain yang jalan masuknya sulit (harus jalan kaki menuruni lembah) kita lewati, cukup di foto dari atas saja. Tidak seperti Cat-cat village yang masih banyak dipertahankan costum tradisionalnya, di Ta Van village ini penduduknya banyak yang memakai pakaian modern, mungkin karena jarang turis yang kesini ya..., kalau Cat-cat village kan dipertahankan seperti aslinya karena memang untuk dijual ke turis.



ada Puskesmasnya lho di desa minoritas tsb
foto bersama salah satu penduduk yang jualan gelang kain buatan sendiri. aku beli 2 gelang VND10.000, tapi dia minta tambah buat makan katanya..akhirnya aku tambahin VND5000. Kalau beli souvenir memang sebaiknya langsung ke para suku minoritas tsb daripada di toko, karena akan lebih membantu mereka yang hidupnya serba pas-pasan bahkan kurang.


Jam tiga sore kita kembali ke Sapa town, mampir bentar di Sapa market dan kemudian selonjoran di kaki lima depan Sapa lake menikmati Sapa lake terakhir kali, lalu balik ke hotel untuk mengembalikan sepeda motor sekaligus check-out. Karena kita sudah pesan tiket minibus untuk kembali ke Lao Chai, jadi kita menuju ke Sapa Summit hotel tempat minibus berada. Bus berangkat jam 6 sore, jadi sambil menunggu kedatangan bis foto-foto dulu di area hotel sambil menikmati wifi gratis...hehehehe




suku Red Dzao yang menjual berbagai kerajinan tangan. Aku beli tempat HP 2 pcs, dan dia seneng bangeeet... katanya : "you happy me happy...happy new year"

 ngopi hangat sambil menikmati sejuknya Sapa lake untuk terakhir kali sebelum kembali ke Hanoi


narsis dulu di Sapa Summit Hotel sambil nunggu bis yang ke Lao Chai


Kali ini di kereta kita sekamar dengan bule cewek dari Amerika dan Inggris yang bekerja sebagai guru bahasa di Korea. Jadi kali ini perjalanan lumayan nggak membosankan karena bisa ngobrol dengan mereka, apalagi mereka udah 2 tahun di korea secara aku gandrung banget ama namanya korea....hehehehe... Jadi yang diomongin selain perjalanan dan negara-negara di Asia, juga ngomongin K-Pop...hahahahaha... mereka penggemarnya Busker Busker, dan katanya pernah nonton konsernya di Seoul dan mereka bule sendiri diantara keramaian fans.

Kali ini kita naik kereta yang berangkat jam 8 malam, jadi nanti sampai di Hanoi pagi-pagi banget jam 5. Sama seperti berangkatnya, ga bisa tidur nyenyak juga....tiap jam mesti kebangun. Ah...mudah-mudahan tenaganya kuat buat explore Hanoi lagi besok....bye bye beautiful Sapa..





Hari 5 : HANOI – Don’t go there on Monday & Friday

Tepat jam 5 pagi kereta sampai di stasiun Hanoi, kondisi masih gelap banget dan hujan…hadewwww...gimana nih, mana kita saltum (salah kostum) pula. Sampai-sampai semua orang yang kita jumpai langsung melihat ke kita berdua, karena ini sebenarnya adalah awal musim semi di Hanoi tapi udaranya masih dingin, masih sekitar 15 derajat celcius, dan diudara sedingin itu…pagi-pagi pula kita berdua memakai celana pendek dan tank top…hahahaha… ini emang gara-gara kurang persiapan jadinya nggak tahu kalau bulan Maret gini masih dingin di Hanoi. Untungnya kita tertolong dengan adanya jaket jadi lumayan hangat. Cuma celana pendek ini emang selalu jadi tujuan pandangan mata tiap orang, paling mereka mengira kita berdua nih gila, dingin-dingin kok pakai celana pendek…hihihihi. Selama di Hanoi kita memang tidak menjumpai matahari sama sekali, setiap hari mendung atau gerimis.

Tujuan kita pagi ini adalah Lenin Park, nggak tau kenapa dinamakan Lenin Park…tapi yang pasti karena ada patung Lenin yang gede banget di taman ini, tapi aku nggak tahu apa hubungannya Lenin dengan Hanoi sampai dibuatin patung dan taman khusus. Di depan taman ada tempat pertunjukan circus.

 Russian circus didepan pintu masuk Lenin Park


Seneng banget lihat taman-taman di Vietnam, karena taman tersebut pasti hidup dengan kegiatan warga mulai pagi sampai malam hari. Pagi ini taman diisi dengan kegiatan olahraga dan dancing, kebanyakan adalah para sepuh, mungkin kalau pagi yang anak-anak dan muda harus pergi sekolah atau kerja sehingga yang banyak adalah para orang tua. Tapi ada juga yang mau berangkat kerja nyempatin ke taman ini dulu untuk sekedar latihan dancing. Udara dingin dan gerimis nggak menyurutkan semangat mereka. Kita mengelilingi taman ini butuh waktu lebih dari satu jam dengan jalan santai.

 berpose dulu dengan icon taman ini yaitu pak Lenin


 danau luas dan indah ditengah-tengah taman, ada perahu bebek yang bisa kita sewa untuk mengelilingi danau

 salah satu kegiatan warga Vietnam di taman yaitu dancing

ada yang senam
atau semedi...bener lho ini memang semedi, sambil diiringi musik lembut.


Dari Lenin park kita menuju hotel untuk check-in. Hotel kita kali ini adalah Hanoi Royal Palace dijalan Quan Su daerah Old Quarter. Kita sudah memperkirakan sih kalau kagak bakalan bisa check-in dulu, tapi niat kita memang mau nitipin tas dulu. Setelah urusan penitipan tas beres, kita lanjut jalan lagi. Kali ini tujuan kita adalah Temple of Literature, One Pillar Pagoda, Ho Chi Minh Mausoleum, Presidential Palace, West Lake dan terakhir ke desa keramik di Bat Thrang.

Jalan kaki sekitar 10 menit dari hotel sudah sampai di Temple of Literature yang merupakan universitas tertua di Vietnam tempat anak-anak raja dahulu belajar. Masuk ke sini diharuskan memakai pakaian sopan (no short pants, no open shoulder, no hat) padahal aku dan adikku memakai short pants semua…waduuuhhh..gimana donk..?? Untungnya Lusi bawa legging dan syal, jadinya cari tempat sepi dipojokkan rumah penjaga taman kurangkapkan aja legging di atas celana pendekku, trus syal dipakai Lusi untuk dijadikan rok. Dan sementara kita berganti baju anjing si penjaga menggonggong terus terusan…hahahahaha…biarin aja yang penting harus bisa masuk ke temple of literature apapun caranya….hahahaha.

penampakan kita berdua di depan temple of literature sebelum transform... ni masih pake celana pendek semua karena saltum

bagus banget di dalamnya, bangunan tua tapi masih indah dan terawat... makanya rugi kalau cuma karena saltum ga jadi masuk ke sini...nih bisa saja kan syal dijadikan rok...hihihi
 


Ga rugi masuk ke temple ini karena bagus banget, meskipun sudah tua tapi terawat.

Dari Temple of Literature kita jalan kaki lagi berbekal peta yang kita dapat dari hotel ke One Pillar Pagoda. Ga sampai setengah jam kok, paling sekitar 20 menit saja, untungnya petanya akurat jadi kita nggak sempat kesasar. One Pillar Pagoda ini satu lokasi dengan Ho Chi Minh museum dan Ho Chi Minh mausoleum serta Presidential Palace. Karena satu lokasi dengan tempat tinggal presiden jadi otomatis daerah area museum sampai dengan Presidential Palace banyak penjaganya dan bersih dari kendaraan. Enak banget jalan di daerah ini.

 petunjuk menuju istana presiden... mulai jalan ini, tidak ada kendaraan lalu-lalang dan crowded ciri khas kota di Vietnam... jalanan sangat sepi...



 tuh.... sepi banget kan.... sampai kita bisa foto di tengah jalan.... dan bangunan-bangunan disekitarnya adalah bangunan tua tapi masih terawat banget.

Menurut yang aku baca di internet, setiap hari Senin museum dan tempat-tempat wisata milik kepemerintahan seperti Presidential Palace, Ho Chi Minh Musoleum & Museum ditutup untuk umum. Lha hari ini kan hari Jum’at, ternyata kalau hari Jum’at tempat-tempat tersebut juga tutup….hiks…sedih deh rasanya, jadinya kita hanya foto-foto di depan museum-museum tersebut. Tapi untuk One Pillar Pagoda tetap buka untuk umum.



 di depan Ho Chi Minh museum.... Just wonder, why Ho Chi Minh museum located in Hanoi ?? not in Ho Chi Minh city ??  Ya karena pak Ho Chi Minh adalah bapak kemerdekaannya Vietnam, jadi ya terserah dia museumnya mau diletakkan di kota mana....lagian dulu Ho Chi Minh city kan namanya Saigon bukan Ho Chi Minh seperti sekarang....hehehehehe....just my thought


 admission fee untuk masuk Ho Chi Minh museum...murah meriah

 gerbang masuk area One Pillar Pagoda, free admission untuk memasuki pagoda ini
 dinamakan one pillar pagoda karena bangunan ini dibangun dengan satu pilar saja yang menyangganya. tapi jangan dibayangkan bangunannya besar, paling seukuran kamar lah... 4x4 meter. dibangun tahun 1049, bangunan ini mengadopsi tanaman teratai dengan tangkainya, itulah kenapa bangunan ini berdiri di atas kolam. bangunan yang unik, apalagi karena dibangun pada jaman baheula dimana teknologi belum secanggih sekarang.


 tangga masuk one pillar pagoda


 di depan Ho Chi Minh Mausoleum yang tutup...hiks...


ini istana presidennya.... kalau Amerika punya white house, korea punya blue house, berarti punya Vietnam ini bisa disebut yellow house dong ya.... peace!!


Puas foto-foto di depan mausoleum dan presidential palace (meskipun sempat dimarahi penjaganya karena melanggar marka pembatas taman…hehehehe) kita jalan kaki sampai di West Lake, yaitu danau terbesar di Hanoi. Didekat danau ini ada kuil tua namanya Quan Thanh temple atau nama lainnya Tran Vu temple, temple dari jaman abad 11 yang didalamnya terdapat patung dewa terbuat dari batu hitam setinggi hampir 4 meter. Kemudian menyeberang jalan ada Tran Quoc pagoda yang merupakan temple tertua di Hanoi yang dibangun sekitar abad 6. Saat kita di Tran Quoc temple ini suasananya ramai banget karena ada doa peringatan bagi orang meninggal. Untuk masuk Quan Thanh ada ongkos masuk VND10.000, sedangkan untuk Tran Quoc gratis...donation accepted.

 Quan Thanh temple

 area depan Tran Quoc temple, yang area belakang untuk tempat sembahyang
area sembahyang....patungnya bagus-bagus banget...


Dari area west lake kita mau menuju ke Bat Trang pottery village yaitu desa keramik terbesar di Hanoi. Kita naik bis ke terminal Long Bien menggunakan bis no. 50, kemudian dari Long Bien lanjut naik bis no. 47 ke Bat Trang village. Perhentian terakhir bis no. 47 ini tepat didepan desa keramik ini. Saat kita sampai Bat Trang disambut dengan hujan gerimis plus orang-orang yang menawarkan membuat keramik kita sendiri (ini dugaanku lho ya… karena mereka ngomong nyerocos pakai Bahasa Vietnam dan nyodorin kartu nama perusahaan keramik). Kita bisa membuat keramik sendiri seharga USD2 untuk satu buah mug.

Selamat datang di desa keramik Bat Trang Hanoi



segala macam benda terbuat dari keramik ada disini....silahkan dipilih...murah-murah lho...


Keramik di sini bagus-bagus dan murah-murah lho… sayangnya kalau mau beli aku ga bisa bawanya, takut pecah..jadi cuma beli lonceng angin saja seharga VND10.000 per piece. Dan pulangnya sambil menunggu bis beli gorengan sosis yang banyak dijual di depan Bat trang village.



Cukup sudah untuk hari ini menjelajah Hanoi. Dari Bat Trang Village kembali ke Hanoi naik bus yang sama, turun di Long Bien terminal dan langsung cap cus ke hotel. Mandi air anget (seharian mulai kemarin sore belum mandi sama sekali soale hehehehe, biasanya klo lagi travel gini malam ga pernah mandi…langsung tidur aja..hahahaha buka rahasia, lumayan kan ngirit air demi menyelamatkan bumi yang makin miskin air bersih), manfaatin wifi hotel buat BB dan browsing yang sayangnya sinyalnya amburadul, tidur untuk persiapan besok ke Halong bay. Dan tetep....makan malamnya mie instan....



ini penampakan penginapan kita di Hanoi



Hari 6 : HALONG BAY – no sun….just mist

Pagi hari tepat jam 7 pagi kita dijemput oleh pihak tour & travel yang telah kita booking sebelumnya. Ternyata untuk Halong Bay tour, Sinh Tourist ini hanya agen penjualnya aja, untuk pelaksanaannya oleh Khanh Sinh tour & travel. Dengan menggunakan mini bus, setelah semua peserta lengkap dijemput satu persatu, tepat jam 8 kita berangkat ke Halong bay dengan total peserta tour 25 orang. Perjalanan Hanoi ke Halong Bay ditempuh selama kurang lebih 4 jam dan ditengah-tengah perjalanan kita akan dimampirkan dulu ke toko souvenir & oleh-oleh dimana yang membuat souvenir-souvenir tersebut adalah orang-orang korban perang Vietnam.

Jam 12 kita sampai di Halong Bay disambut dengan hujan deras…hiks…duh alamat fotonya berkabut semua nih. Disambut oleh ibu-ibu penjual jas hujan yang harganya murmer USD 1 saja. Jadi jangan kawatir kalau lupa bawa payung atau jas hujan, tinggal beli aja disana. Aku sih dipinjami sama mbak tour leadernya….hihihi…makasih mbak…


deretan kapal menunggu para pelancong



Dengan menggunakan boat kapasitas 30 orang, berlayar selama kurang lebih 4 jam sambil menikmati keindahan teluk Halong yang masuk dalam salah satu 7 wonder world dengan 1.969 batuan kapurnya. Dengan suguhan makanan ala western, chinesse & local seafood..makan diatas kapal dengan pemandangan yang menakjubkan terasa nikmat…apalagi perut udah lapar…dan ada nasi pula…hahahahaha (kasian yang rindu nasi..colek Luci). Jangan lupa untuk bawa air minum sendiri ya.. karena paket makan di boat ini nggak termasuk minuman, kalau mau minum harus beli. Untungnya minuman yang dikasih waktu di bus kubawa..hehehehe..ga mau rugi.

inside boat...nyaman

lunch menu
beautiful karst....sayangnya berkabut...tapi ga papa tetep indah kok

salah satu desa terapung di teluk Halong


Paket tour yang aku beli termasuk juga dengan kayaking atau kalau ga berani bisa ganti dengan rakit bambu. Aku dan adikku Luci ga pernah bermain kayak sebelumnya, jadi lumayan agak kawatir juga karena aku ga bisa renang….ntar kalo kayaknya kebalik gimana dong…??? Pelampung yang dipakai juga nggak safety sama sekali, karena meskipun kita pakai vest pelampung tapi semuanya rusak dan ga bisa dikancingin. Untungnya ternyata kayak tuh susah kok kebaliknya, jadi relatif amanlah menurutku. Pemandu tournya waktu kita kasih tau kalau ini pertama kali main kayak langsung kasih pengarahan ke kita cara mengemudikan kayak yang benar. Karena ini pertama kali berkayak ria, jadinya isinya selama kayak setengah jam tuh ketawaaaaa melulu karena ga kompak sehingga arahnya ga karu-karuan. Apalagi pas kembali ke dermaga, susaaahhh banget ngarahinnya ke dermaga..hahahaha…bukan pemain professional sih…. Tapi yang penting kan pengalamannya kan ??


Kita juga mengunjungi gua batu kapur yang indah, penuh dengan stalakmit dan stalaktit. Pemandu tour-nya dengan sabar njelasin ke kita tentang semua sejarah, mitos dan fakta mengenai Halong Bay ini. Aku lupa nama gua yang kita masukin, tapi guanya bener2 bagus…gimana alam & Tuhan bisa membuat karya seindah ini membuat kita patut bersyukur kita bisa menikmatinya. Salah satu pesan dari pemandu tour bahwa kita harus bersyukur kita bisa menikmati keindahan teluk Halong saat ini, maka kita diminta tolong untuk tidak membuang sampah di laut karena akan merusak keindahan laut dan habitat yang ada didalamnya, sehingga takutnya 5 tahun atau 10 tahun mendatang jika kita kembali datang kesini teluk Halong sudah tidak ada lagi karena rusak oleh ulah manusia…hmmm nice message.

inside karst

Tour selama 4 jam tidak terasa harus berakhir…pengen kesini lagi kapan-kapan…
Empat jam perjalanan kembali ke Hanoi, langsung diantar ke hotel kita kembali. Badan rasanya lengket kena angin laut…langsung mandi..masak mie instan..nge-net dengan sinyal yang amburadul (untuk sinyal internet hotel ini nggak recommend deh, lokasi dan pelayanan sih oke), dan tidur.




Hari 7 : HANOI – Monday mass with Viet language

Hari ini adalah hari terakhir di Hanoi, dan kita nggak ada rencana jalan kemana-mana. Satu-satunya tujuan hari ini adalah mau mengikuti misa minggu pagi di gereja katedral St. Joseph, setelah itu santai-santai saja di hotel sampai waktu check-out kemudian menuju airport.
Jadwal misa minggu di katedral St. Joseph cukup banyak juga, yaitu pagi jam 5, jam 7, jam 9, dan jam 11, kemudian sore jam 4 dan jam 6. Kita pilih yang jam 9 pagi saja sehingga bisa bangun agak siangan..hehehehe.

Masih dengan suasana gerimisnya, selesai sarapan kita jalan kaki menuju ke gereja St. Joseph untuk ikut Sunday mass. Meskipun aku nggak tahu bahasanya yang penting kan doanya kan… Banyak juga warga asing yang ikut misa, dan aku dengar untuk misa yang jam 11 siang adalah misa dalam Bahasa Inggris.

Sehabis misa, kembali ke hotel untuk packing dan check-out. Hotelnya baik lho…kita dikasih oleh-oleh kopi Vietnam satu pack…thank you.

Dari hotel ke halte Long Bien sebenarnya cukup jauh, jalan kaki sekitar 20 sampai 30 menit, tapi karena kita memang niat untuk jalan kaki saja sambil menghabiskan waktu (pesawat kita sore jam 4) dan mau cari sedikit souvenir di daerah Hoan Kiem Lake. Di sepanjang jalan Cau Go (belakangnya Highland coffee) banyak penjual souvenir dan oleh-oleh makanan khas Vietnam yang ternyata harganya lebih murah-murah, dan aku tahunya ya pas hari terakhir ini, pas uang udah habis..hiks.. Perbandingan saja, untuk kaca bingkai kayu dengan ukiran gadis Vietnam yang aku beli di Temple of Literature harganya VND35.000/pcs sedangkan disini hanya VND20.000. Pembatas buku gambar gadis Vietnam di toko souvenir menuju Halong Bay harganya VND20.000, di Temple of Literature harganya VND10.000, sedangkan di sini hanya VND5.000, jauh banget kan selisihnya…. Langsung nyesel kenapa baru hari terakhir nemunya..hiks.

Karena kita harus sudah ada di bandara jam 2 siang, maka jam 12 kita langsung menuju Long Bien untuk naik bis no. 17 menuju bandara, karena perjalanan menuju bandara memakan waktu hampir dua jam. Sempat bingung waktu mencari pintu keberangkatan, karena ketemunya kok arrival hall lagi. Ternyata departure hall-nya ada di lantai 2. Kalau naik taxi mungkin langsung diturunkan di depan departure hall, makanya agak sedikit bingung..hihihi..

Proses check-in dan boarding disini aku rasa agak sedikit manual, karena aku menerima boarding pass-nya bukan print-out dari computer, tapi tulisan tangan manual petugas, makanya antrian waktu proses check-in agak lama. Tapi gapapa…yang penting bisa boarding kan..?? Dadah Hanoi…dadah Sapa town…Dadah Vietnam… (iiihhh..lebay)…sampai jumpa next visit ya.

Banyak pengalaman yang sangat menyenangkan selama di Vietnam, bisa mengenal budaya dan makanan khas daerah tersebut. Tapi aku mau highlight sedikit untuk pengalaman yang ga menyenangkan selama trip di Hanoi & Sapa, kalau yang menyenangkan udah pasti menyenangkan semua kan….hehehehehe
Pengalaman ga mengenakkan selama di Hanoi & Sapa :
  • Tourist information di bandara meskipun ada tulisan free map tetapi mereka akan selalu bilang habis. Mereka akan kasih kalau beli paket wisata ke mereka.
  • Beli obat batuk di apotik daerah Old Quarter, dikasih yang harganya VND150.000 aku minta yang lebih murah saja, kemudian dikasih yang seharga VND120.000 katanya itu yang paling murah. Ya sudahlah mungkin harganya memang segitu pikirku. Pas hari ketiga obat batuk tersebut habis, aku ke apotik di daerah dekat rumah sakit dan kutunjukin botol obat yang sebelumnya….dan…..berapa harganya sodara ???? VND24.000….fuih kena tipu obat nih.
  • Sepatu rusak dan ga enak buat jalan, akhirnya harus beli sepatu atau sandal baru. Di kota Sapa dekat hotel ada toko baju dan sandal. Aku pilih sandal jepit yang kalau di Indonesia harganya ga mungkin lebih dari 10.000 rupiah, dan di sandal tersebut sudah ada tempelan harganya VND48.000, pas mau bayar dia minta VND100.000…..apaaaaaa ???? gila masak sandal jepit 50.000 rupiah ??? Akhirnya ta kembalikan ke tempatnya aku maunya ga jadi beli, trus sama pembelinya dipanggil lagi suruh bayar seharga yang tertera di label.
  • Beli gorengan di pasar di Sapa town. Aku nanya “how much” ? si penjual bilang 1 harganya VND5.000…wow…gorengan di Indonesia harganya paling 1000 rupiah ato 1500 lah paling mahal. Ya udahlah lha wong emang kepengin, jadinya beli 2 aja seharga VND10.000. Besoknya karena enak aku ulangi beli gorengan tersebut di tempat yang sama tapi aku nggak ngomong sama sekali, langsung kusodorin uang VND20.000 dan kutunjuk gorengan yang kumaksud. Kalau memang harganya sama kayak kemarin berarti aku harusnya dapat 4 biji dong ya….tapi begitu aku buka kreseknya kali ini dapat 8 biji…..hahahahaha….padahal makanan yang sama di penjual yang sama. Mungkin kali ini dikira orang local yang beli, bukan turis karena nggak pake nanya berapa.
  • Beli air minum di pinggir jalan atau di restoran ukuran 500ml harganya VND20.000, di mini market hanya VND5.000

Dari Vietnam kali ini kita mampir dulu sehari semalam di Singapore, kepingin ke Garden by the bay karena belum kesampaian kesana pas tahun lalu ke Singapura… ^_^



Hari 8 : SINGAPORE - Garden and Bridge

Sehari semalam di Singapura, kali ini kita nginepnya di Plush Pod Hostel di daerah Bugis. Dekat banget dengan MRT Bugis, keluar dari exit D langsung ketemu dengan jalan Tan Quee Lan tempat hostel berada. Letak hostel ini ada di ruko paling belakang di lantai 2, gampang kok carinya. Kebetulan kali ini meski aku book di kamar dorm female yang isi 8, ternyata isinya hanya 2 orang saja yaitu kita…..horeeeee…. serasa privat room…hehehehe.



Pagi hari setelah urusan mandi dan sarapan selesai, kita nggak membuang waktu segera check-out dan nitipin luggage kita di reception, kemudian langsung capcus ke Haw Par villa, yaitu taman dengan banyak patung-patung indah dan gratis lagi. Kita hanya sekitar 30 menit di taman ini, karena masih ada tujuan lain yang pengen kita datangi yaitu : Henderson waves, Garden by the bay dan terakhir belanja di Bugis market.

Ini dia pose-pose narsis selama di Haw Par villa…, tertarik ??? hehehehe…gampang kok menuju kesananya, tinggal naik MRT dan turun di stasiun Haw Par Villa, dan taman ini tepat ada di sebelah kanan stasiun MRT tersebut. Tempatnya nggak seberapa ramai dengan pengunjung, tapi asyik buat tambah pengetahuan, karena di setiap patung diceritakan legenda/ceritanya. Selain itu ada juga additional performance di jam-jam tertentu seperti : story telling, puppet show, dan moving sculpture.










Dari Haw Par villa, kita menuju Henderson bridge atau biasa disebut Henderson waves, yaitu sebuah jembatan untuk pejalan kaki yang menghubungkan Mount Faber Park dan Telok Blangah Hill Park. Desainnya yang seperti ombak dan letaknya tepat diatas Henderson Road menjadikan namanya Henderson waves. Jembatan kayu yang indah ini juga pernah mendapat berbagai macam penghargaan untuk keindahan dan desainnya yang unik. Tidak hanya jembatan ini saja sebenarnya daya tariknya...ada beberapa tempat yang dekat dengan jembatan ini bahkan sampai ke Harbour Front kalau mau niat trekking.



Untuk menuju Henderson bridge kita menggunakan dua moda transportasi yaitu MRT dan bis. Naik MRT sampai Redhill station kemudian persis di depan stasiun MRT ada halte bis dan kita naik bis nomor 145 ke Bef Telok Blangah, kira-kira 10 menit atau kalau mau ngitung (aku sih memang niat menghitung..hehehehe) 7 halte. Henderson bridge tepat berada di atas halte tersebut, dan kita naik tangga di sampingnya…nyampai deh.

tangga naik sebelah halte menuju Henderson Waves

Henderson waves dari bawah



Jembatan kayu desain unik...worth to visit

Tempat ketiga yang kita datangi adalah Garden By The Bay, sebuah taman buatan yang berdiri diatas lahan seluas 100 hectare. Dengan 2 flower dome yang suhu dan suasananya berbeda di tiap dome karena tanaman yang tumbuh juga berbeda di setiap dome. Di flower dome tersebut sering diadakan pameran bunga atau tanaman-tanaman terkenal di dunia, misalnya : tulip, mawar atau anggrek secara periodik tergantung musimnya. Di taman ini juga terdapat beberapa supergrove tree, yaitu pohon buatan akan tetapi didalamnya ditanam berbagai macam jenis flora kecil yang kalau dilihat dari jauh bagus banget. Untuk memasuki Garden by the Bay tidak ada biaya yang dikenakan akan tetapi bila ingin masuk ke flower dome atau naik ke Supergrove tree harus membayar. Cuaca sangat panas saat kita sampai di Garden by the bay, jadi kita putuskan naik electric car dengan membayar SIN2, yang ternyata setelah naik electric car tersebut nyesel karena ternyata jaraknya dekat banget, dan kalaupun jalan kaki nggak bakalan panas seperti diluar-nya karena banyak pepohonan dan banyak objek-objek menarik yang bisa difoto. Akhirnya pulangnya kita nggak naik electric car tersebut, jadinya mubazir juga tiket yang udah kita beli.



  







Kita nggak masuk ke flower dome, karena saat kita kesana nggak ada pameran bunga yang menurutku special, lagian tiket masuknya mahal, jadi kita foto dari luar flower dome saja dan kebanyakan di area supergroove tree. Mungkin kalau ada pameran tulip aku bela-belain masuk ya meskipun mahal ^_^.

ga masuk superdome....cukup foto di depannya saja...hehehehe


Tujuan terakhir sebelum pulang ke Indonesia….Bugis village…emang kalau perempuan ga afdol kan kalau nggak belanja…hehehehe… Belanja sedikit oleh-oleh dan souvenir untuk anak, suami, orang tua, teman, keponakan, sepupu, tetangga, pembantu, anak pembantu, dllllll…..hahahahahaha…emang oleh-oleh is a must bagi orang Indonesia.

Uang sudah habis, cuma memastikan saja ada sisa uang buat beli makan siang di 7/11 dan saldo Ez-link cukup sampai di Changi. Kita ambil bagasi di hostel dan langsung capcus menuju bandara.

Okeyyy….where’s the next destination ????? Can’t wait.
See you….bye..bye..

 
Date Expense IDR VND SIN$
Day 1 Airport Tax 300,000

17-Mar-14 Taxi to Juanda 100,000






Day 2 Bus from Noi Bai airport to Long Bien
14,000
18-Mar-14 Lunch at Loteria
80,000

Booking Halong Tour
1,570,000

Dinner
64,000

Cough Medicine
90,000

Train to Sapa + mini bus (vv)
2,040,000





Day 3 Toilet fee at Lao Cai station
4,000
19-Mar-14 Lunch
100,000

Mineral water (2)
15,000

Entrance Fee Cat Cat Village
80,000

Slipper
48,000

Tips for photo
20,000

Cake
25,000

Mie Instan
5,000





Day 4 Gasoline for motorbike
50,000
20-Mar-14 Parking at Silver waterfall
10,000

Entrance Fee Silver waterfall
20,000

Souvenir
65,000

Coffee
35,000

Cake
40,000

Motorbike rental fee
120,000





Day 5 Cough Medicine
24,000
21-Mar-14 Entrance fee Temple of Literature
20,000

Souvenir
365,000

Lunch
70,000

Bus from West Lake to Long Bien
10,000

Bus to Bat Trang (vv)
20,000

Ceramik souvenir
20,000

Cake/Sausage
10,000

Mie Instan
20,000





Day 6 Halong…. No cost (all include on tour)


22-Mar-14








Day 7 Lunch at Lotte
45,000
23-Mar-14 Souvenir
60,000

Bus to Noi Ba airport
14,000





Day 8 Ez-link top-up

$20.00
24-Mar-14 Ice cream

$1.20

Lunch

$8.20

Shuttle garden by the bay

$4.00

Shopping @ Bugis street

$81.00






Total 400,000 5,173,000 $114.40

In IDR 400,000 2,586,500 1,086,800





Beli online Hotel Hanoi Evergreen (1day)

143,831

Hotel Sapa Cozy (1day)

92,468

Hotel Hanoi Royal Palace (2day)

583,990

Hostel Plush Pod Singapore (1day)

661,222






Total beli online

1,481,511






GRAND TOTAL (Pengeluaran untuk 2 orang)

5,554,811