Kali
ini adalah perjalanan dengan persiapan paling mepet yang pernah
kulakukan. Biasanya aku dapat tiket minimal untuk perjalanan 6 bulan
berikutnya, ini hanya 3 minggu saja. Jadi waktu untuk searching di
internet tentang obyek-obyek wisata di Hanoi kurang, sehingga ada
beberapa yang ga bisa terkunjungi dan agak kebingungan waktu di sana
karena bingung mo kemana lagi. Untungnya semuanya berjalan dengan
lancar.
Dimulai
tanggal 18 Maret 2014, selama satu minggu aku melakukan perjalanan
Singapore – Hanoi – Sapa – Hanoi – Halong – Hanoi –
Singapore berdua saja bersama adikku Luci karena mendapatkan tiket gratis dari
Tigerair (program fly for free untuk 2 orang ke destinasi Tigerair
yang depart dari Singapore). Enak banget kalau dapat tiket gratis ya,
ga bingung pilih-pilih tanggal penerbangan mana yang paling murah,
tinggal pilih tanggal sesuai keinginan kita dan masukin voucher aja.
Andai bisa dapat lagi….hehehehehe….thanks Tiger air atas tiket
gratisnya.
Ini adalah perjalanan keduaku ke Vietnam. Untuk perjalanan ke Vietnamku yang lain bisa dibaca disini.
Ini adalah perjalanan keduaku ke Vietnam. Untuk perjalanan ke Vietnamku yang lain bisa dibaca disini.
Berikut
itinerary yang aku buat selama 1 minggu perjalanan :
Tanggal | Jam | Rute |
Day 1 | 19.00 | Ready at Juanda airport |
Mon 17 March 2014 | 21.45 - 01.05 | Flight to Singapore |
Sleep at Changi airport | ||
Day 2 | 06.00 | Ready at Terminal 2 Changi airport |
Tue 18 March 2014 | 08.00 - 10.20 | Flight to Hanoi |
10.20 - 11.00 | Landing, Imigration at Noi Bai airport Hanoi Lobby B | |
11.00 - 12.00 | Down town Hanoi | |
Several "minibus" lines travel from Noi Bai Airport to Hanoi city center for VND40.000. Turn right as you exit the airport terminal for the bus stop. Kumho Viet Thanh, Vietnam Airlines, and Jetstar operate their own buses that serve three different stops in Hanoi: •Jetstar offers both drop-off at, and pick-up from, the Jetstar office at 206 Tran Quang Khai Street. •Vietnam Airlines offers both drop-off at, and pick-up from, the Vietnam Airlines office at 1 Quang Trung Street. •Kumho Viet Thanh offers both drop-off at, and pick-up from, 204 Tran Quang Khai Street |
||
Hanoi city buses number 7 and 17 connect Noi Bai Airport with Hanoi city center. The bus stop is just on the right side of the terminal exit. Traveling by bus costs VND7.000 per person and takes about one hour. Buses run every 15-20 minutes from 5 a.m. to 10 p.m. Bus number 7 goes to Kim Ma Station and you will have to catch bus number 9 to get to the Old Quarter. With bus number 17, you are taken straight to Long Bien Station, a few blocks away from the Old Quarter. |
||
12.00 - 14.00 | Hotel Check-in : Hanoi Evergreen Hotel | |
14.00 - 20.00 | Walk around Hanoi Old Quarter : Hoan Kiem Lake, Ngoc Son Temple, Bach Ma temple, Hanoi Hilton, Opera House, St. Joseph Cathedral | |
20.00 - 21.00 | Back to hotel, check-out | |
21.00 - 08.00 | To Sapa by train | |
Day 3 | SAPA | |
Wed 19 March 2014 | 08.00 | Arrive at Lao Cai |
08.00 - 09.00 | Lao Cai - Sapa by minibus | |
09.00 - 10.00 | Hotel Check-in : Sapa Cozy Hotel | |
10.00 - 13.00 | Walk around Sapa : Sapa Lake, Stone Church, Market | |
13.00 - 17.00 | Cat cat Village, cat cat waterfall | |
17.00 - 21.00 | Night at Sapa (walking around Sapa) | |
Day 4 | 08.00 | Hotel check-out, leave luggage |
Thu 20 March 2014 | 08.00 - 15.00 | Rent motorbike and go around Sapa |
Silver waterfall (12km from Sapa town - less than one hour from Sapa) | ||
Ta Van Village (17km from Sapa town - one hour from Sapa) | ||
Hamrong mountain (near stone church at Sapa town) | ||
15.00 - 16.00 | Back to hotel, pick-up luggage | |
16.00 - 17.00 | Sapa to Lao Cai by minibus | |
18.00 - 05.00 | To Hanoi by train | |
Day 5 | 05.00 | Arrive Hanoi |
Fri 21 March 2014 | 05.00 - 07.00 | Lenin park |
07.00 - 08.00 | Hotel Check-in Hanoi Royal Palace Hotel | |
08.00 - 15.00 | Hanoi walking around : | |
Temple of Literature | ||
One Pillar Pagoda | ||
Ho Chi Minh Museum | ||
Presidential Palace | ||
Tran Quoc temple | ||
West Lake | ||
15.00 - 18.00 | Bat Trang Pottery Village | |
Take the bus no.47 from Long Bien bus stop to end of way around 30 - 45 mins. The bus stop at Bat Trang Pottery Village.(the bus stop in front of Bat Trang Pottery Village) and when you back you can take the bus no.47 at the same as you take off. You can make your own pottery with USD2 | ||
18.00 - 19.00 | Back to hotel | |
Day 6 | Halong Bay (tour package by Sinh Tourist) | |
Sat 22 March 2014 | ||
Day 7 | 06.00 | Wake-up, breakfast, packing |
Sun 23 March 2014 | 09.00 - 11.00 | Sunday Masses at St. Joseph Catedral |
Sunday Masses : 07.00 am, 09.00 am, 11.00 am | ||
11.00 - 12.00 | Back to Hotel, check out | |
12.00 - 13.00 | Shopping for souvenir at old quarter | |
13.00 - 14.00 | To Noi Bai Airport by bus | |
For the return trip from Hanoi to Noi Bai, go to Tran Quang Khai east of the Old Quarter to ride either buses 7 and 17; the route to the airport costs VND7.000. | ||
14.00 | Ready at Noi Bai airport Hanoi Lobby B | |
16.00 - 20.30 | Flight to Singapore | |
20.30 - 21.00 | Imigration | |
21.00 - 22.00 | Hotel check-in : Plush Pod Hostel | |
Day 8 | 08.00 - 09.00 | Haw Par Villa |
Mon 24 March 2014 | take a MRT train and alight at Haw Par Villa MRT. Get out of the train station and turn right. The Haw Par Villa is next to train station. | |
09.00 - 10.00 | Henderson Bridge | |
MRT & Bus There is a bus stop on Henderson Road right below Henderson Waves. The easiest way to get to the bus stop is taking the MRT to Redhill station (EW18, East-West Line) and from there take Bus #145 for 7stops (about 10min) to "Bef Telok Blangah Hts". Next to bus stop is a staircase going up to the Waves. |
||
10.00 - 13.00 | Garden by the bay | |
•Alight at Bayfront MRT Station (CE1/DT16) •Take Exit B and follow the underground linkway |
||
13.00 - 17.00 | Bugis Village for shopping | |
17.00 | Ready at Changi airport Terminal 2 | |
19.50 - 21.10 | Flight to Surabaya | |
Hari 1 : SINGAPORE – Once again... sleep at airport
Penerbangan larut malam ke Singapore dan besoknya harus sudah check-in jam 5 pagi ke
Hanoi, jadi mau nggak mau harus tidur di bandara. Enaknya di Changi
tuh fasilitasnya lengkap. Sambil nunggu bisa fitness atau nonton film
gratis di lantai 2 yang memang di khususkan untuk entertainment. Atau
mau sekedar browsing atau chatting bisa pakai wifi gratis atau
computer gratis yang tersebar di seluruh area bandara. Banyak juga
penumpang yang tidur di bandara dan kurasa aman kok…..tinggal pilih
kursi trus ransel dipeluk di depan kita sekaligus buat bantal…mimpi
deh. Kalau mau tidur yang lebih nyaman bisa kok, tapi berbayar,
letaknya di lantai 2 juga.
Karena
untuk penerbangan ke Hanoi aku nggak ambil menu transfer bandara/fly
through atau kalau di tiger namanya tigerconect, jadi setelah sampai
Singapore harus keluar imigrasi dulu kemudian check-in penerbangan ke
Hanoi kemudian masuk imigrasi lagi. Awalnya aku juga nggak keluar
imigrasi, untungnya 2 jam sebelum keberangkatan kita nanya ke petugas
transfer bandara dan disuruh untuk mendapatkan cap dokumen verifikasi
(tanda bahwa dokumen perjalanan kita sudah diverifikasi oleh petugas
bandara) yang didapatnya di counter check-in. Nah berarti kan harus
keluar imigrasi dulu trus ke counter check-in untuk dapat cap
verified tersebut. Lumayan agak ngepot-ngepot juga karena bandara
Changi kan besar banget, dan sama petugas imigrasi sempat ditanyain
penerbangannya udah lama kok baru keluar imigrasi beberapa jam
setelahnya….hehehehehe maap pak…kagak tau klo harus kluar dari
imigrasi dulu.
Hari
2 : HANOI – Old Quarter….street market and food stall everywhere blend with old building
Sampai
bandara Noi Ba Hanoi, setelah proses imigrasi kita langsung mencari
money changer. Banyak money changer dan tourist information di
arrival hall, jadi tinggal bandingkan saja bank mana yang kasih rate
tertinggi. Menurut pengalamanku rate di bandara lebih bagus ketimbang
di kota Hanoi-nya sendiri, dan usahakan tukar di bank saja. Meskipun
touris information banyak dan ada tulisan “free Map” tapi setelah
kita datangi satu-satu semua bilang habis (padahal masih pagi hari
lho..) dan ujung-ujungnya akan menawarkan paket wisata, hotel atau
rental mobil… duh langsung ketemu dengan kebusukan tourism Vietnam.
Kayaknya mereka bakal ngasih peta ke kita kalau kita booking paket
wisata ke mereka. Jadi siapkan peta sebelum ke Hanoi atau print
google map…paling nggak jalan ke arah hotel kita, karena menurut
pengalamanku sih hotel-hotel yang aku tempati selama di Vietnam
menyediakan peta gratis, meskipun hanya peta daerah old quarter dan
sekelilingnya saja. Untuk peta Hanoi lengkap bisa dibeli di kantor
pos atau toko-toko buku di Hanoi.
Dari
bandara Noi Ba Hanoi kita naik bis kota no. 17 yang perhentian
terakhirnya adalah terminal bis Long Bien dekat old quarter.
Sebenarnya begitu keluar dari arrival hall kita langsung ditawarin
naik minibus punya Vietair dan Jetstar, dan kita sudah naik ke dalam
minibus tersebut. Harga yang tertera di pintu bis VND40.000, cukup
murah sebenarnya untuk ukuran perjalanan 1.5 jam dengan bis ber-AC,
tetapi sampai hampir 10 menit kok bis nggak berangkat-berangkat,
akhirnya aku turun saja dan mencari terminal bis kota. Gampang kok
cari bis kotanya, begitu keluar dari arrival hall langsung belok
kanan dan jalan terus aja kira-kira 150 meter kemudian menyeberang. Kalau letak minibus milik Jetstar dan Vietjet ini letaknya lebih dekat lagi dari arrival hall, hanya 50 meter setelah keluar arrival hall, makanya biasanya kalau turis yang nggak tau pasti langsung naik minibus tersebut.
Ada 2 bis kota yang beroperasi dari bandara Noi Bai yaitu bis no. 17 yang berhenti di terminal Long Bien dan bis no. 7 yang berhenti di terminal Kim Ma. Bus-nya ber-AC dan tarifnya murah meriah VND7000 saja. Lama perjalanan dari airport ke kota kira-kira satu setengah jam, berangkat dari airport tiap 5-10 menit dan tidak usah menunggu sampai bis penuh.
Ada 2 bis kota yang beroperasi dari bandara Noi Bai yaitu bis no. 17 yang berhenti di terminal Long Bien dan bis no. 7 yang berhenti di terminal Kim Ma. Bus-nya ber-AC dan tarifnya murah meriah VND7000 saja. Lama perjalanan dari airport ke kota kira-kira satu setengah jam, berangkat dari airport tiap 5-10 menit dan tidak usah menunggu sampai bis penuh.
ini salah satu minibus milik maskapai Vietjet
ini bis kotanya, nomor 17 yang menuju Old Quarter
Sampai di terminal Long Bien untuk mencapai old quarter kira-kira masih harus jalan 20-30 menit dengan kecepatan sedang, kalau tidak mau capek mending naik ojek atau taxi. Dari Long Bien kita jalan kaki dan karena tidak ada peta jadinya nyasar….hiks. Tanya ke orang-orang ga ada yang bisa bahasa Inggris, petugas di Lotteria juga ga bisa Bahasa Ingris, bahkan anak sekolah juga ga ada yang bisa bahasa Inggris. Akhirnya ketemu sama orang yang kerja kantoran dan kita tunjukin alamat kita, meskipun juga ga bisa bahasa inggris tapi dia lumayan ngerti dan dicarikan pake GPS-nya dia. Besoknya begitu kita sudah agak familiar dengan daerah tersebut baru nyadar sebenarnya kita memang cuma muter muter aja di daerah Old Quarter.
not a baby stroller but fruit stroller :)
meskipun kesasar tapi tetap enjoy aja, karena lumayan banyak spot-spot yang bisa difoto
Menurut
jadwal yang kususun, malam ini kita mau naik night train ke Sapa,
jadi sebenarnya nggak perlu penginapan. Tapi kita juga butuh tempat
buat mandi sama nitipin bagasi, dan karena hotel di Hanoi relatif
murah ya udah ku booking satu hari, lumayan buat mandi dan tidur
bentar. Nama hotelnya Hanoi Evergreen Hotel, di daerah old quarter
dan dekat banget sama Hoan Kiem Lake. Di sekitar hotel adalah pasar
dan food street, jadi gampang banget untuk cari makanan.
Setelah
check-in kita mau ke stasiun kereta Hanoi untuk beli tiket kereta api
ke Sapa. Dan ternyata setelah bertanya ke petugas hotel, dia bisa
membelikan dan harganya juga sama dengan yang aku lihat di website
kereta api, akhirnya kita beli dari hotel tiket kereta sekalian tiket
minibus dari stasiun Lao Cai ke Sapa town. Kita juga dikasih bonus
free shuttle ke stasiun kereta api.
Tips
: Bila membeli tiket kereta api dari hotel atau travel agent jangan
mau kalau hanya dikasih voucher, pastikan yang diterima adalah tiket
kereta yang asli, karena pasti ribet kalau dapatnya voucher karena
harus nukerin lagi di penukaran tiket di stasiun kereta api.
Aku
terima tiket kereta api dari hotel, disitu sudah tertera nama kereta
kita, gerbong nomor berapa dan nomor tempat tidur kita. Sedangkan
untuk minibus yang ke kota Sapa, akan dijemput dari stasiun Lao Cai
dan diantar kembali oleh bis dari Sapa Summit Hotel.
yang pink tiketnya, kalau yang putih itu voucher dari hotel. Disitu tertera nomor kereta, gerbong nomor berapa, nomor kabin kita, serta nomor tempat tidur kita.
Urusan
tiket selesai, kita memulai explore kota Hanoi. Tempat pertama yang
dituju tentu saja Hoan Kiem Lake yang menjadi ikon wisata-nya Hanoi.
Disekitar danau yang indah ini banyak objek-objek wisata lain yang
bisa dikunjungi, yaitu : Opera House, Post Office, Penjara tua Hanoi,
St. Joseph Cathedral, beberapa museum dan kuil.
Hoan Kiem Lake
Ngoc Song temple
St Joseph Cathedral
inside Cathedral
Opera House
nikmatnya makanan pinggir jalan...
Malam
hari setelah makan malam di sekitar hotel, kita check-out dan menuju
stasiun kereta api Hanoi menggunakan mobil shuttle gratis dari hotel.
Kereta berangkat jam 10 malam, dan kita sekamar dengan ibu-ibu
Vietnam yang tidak bisa bahasa inggris…ya sudahlah tidur
saja….hehehehehe. Perjalanan dari Hanoi ke Lao Cai (stasiun
terdekat ke kota Sapa) ditempuh selama 10 jam. Sebenarnya tempat
tidurnya lumayan empuk, karena dari busa lengkap dengan selimut dan
bantal, tapi karena nggak biasa tidur di dalam kereta yang bergerak
jadinya pusing juga karena tiap jam mesti terbangun, apalagi kalau
kereta pas berhenti atau mau berangkat dari stasiun-stasiun yang
dilewati, hentakannya lumayan terasa keras bagiku. Tapi katanya sih
masih mending naik kereta daripada naik bis, karena meskipun lebih
murah tapi jalan Vietnam yang sedikit tidak mulus, berkelok-kelok,
ditambah supir di Vietnam yang terkenal jago ugal-ugalan membuat
perjalanan lebih tidak nyaman lagi.
Kereta siap berangkat, jangan salah masuk gerbong ya.... cocokkan dengan nomor gerbong di tiket.. Tapi jangan kawatir, di tiap gerbong ada petugas yang akan memeriksa tiket kita saat akan masuk gerbong.
Jangan salah platform juga. Kalau nomor platform ini nggak tertulis tiket kita, tapi saat kita mau masuk ruang platform petugas yang check tiket akan kasih tau kita harus nunggu di platform berapa.
Di pintu kabin di dalam gerbong tertera nomor bed kita (yang di dalam garis kotak), kita dapat bed nomor 12 dan 10
Nih kasurnya...bersih. Jangan lupa bawa air minum, air hanya disediakan untuk yang kelas eksekutif
Hari
3 : SAPA - beautiful tribal village
Jam
8 pagi sampailah kita di Lao Cai dan karena kita juga sudah beli
tiket minibus ke kota Sapa, kita tinggal mencari orang yang membawa
papan nama Sapa Summit Hotel dan menyebutkan nama kita yang sudah
terdaftar di daftar list penumpangnya dia.
Perjalanan
dari Lao Cai ke kota Sapa dengan minibus kira-kira 1 jam, dan
sepanjang jalan disuguhi dengan pemandangan yang indah. Karena
minibus ini milik Sapa Summit Hotel, jadi berhentinya juga di hotel
tersebut. Dari Sapa Summit kita jalan kaki kira-kira 10 menit ke
hotel tempat kita akan menginap, yaitu Sapa Cozy Hotel. Karena
check-in time jam 12 siang, jadi kita titipin dulu tas kita di
receptionis dan kita explore kota Sapa dahulu.
Tempat
pertama yang kita kunjungi adalah Sapa lake. Kayaknya Vietnam di kota
manapun memang tidak bisa dipisahkan dengan danau dan taman yang
indah. Meskipun tidak sebesar Hoan Kiem Lake di Hanoi tetapi Sapa
Lake tidak kalah indah-nya, apalagi kalau sore hari pas matahari
hampir terbenam…cantik banget, ditambah dengan siluet
bangunan-bangunan di sekitar danau yang memantul ke air danau.
Dari
Sapa Lake kita menuju pasar Sapa. Disana banyak kita temui penduduk
asli Sapa dari suku suku minoritas yang menjual dagangannya. Mereka
masih mempertahankan gaya berpakaian mereka, dan meskipun sekilas
nampak sama semua pakaiannya ternyata ada bedanya lho. Misal kalau
dari suku Black Hmong maka pakaiannya serba hitam-hitam mulai dari
tutup kepala sampai ke sepatunya. Kalau dari suku Red Dzao maka tutup
kepalanya berwarna merah, dan lain sebagainya. Pasarnya sih seperti
umumnya pasar di Indonesia, malah lebih kecil, yang menarik memang
orang-orang yang ada di sana. Karena ini hari biasa maka nggak
seberapa banyak orang dari suku minoritas tersebut datang ke pasar.
Di hari Minggu pasar akan penuh dengan mereka, karena hampir semua
suku-suku minoritas tersebut datang ke pasar di hari Minggu untuk jual beli
hasil kebun mereka. Di hari biasa kebanyakan mata pencaharian mereka
adalah bercocok tanam. Dan jangan kaget bila kita akan diikuti oleh
seorang atau serombongan dari mereka untuk menawarkan dagangan
mereka dan mereka nggak kenal lelah lho nawarinnya
sampai kita mau beli barangnya.
Dari
Sapa market kita kembali ke hotel untuk check-in. Sapa Cozy Hotel ini
ada 2 tempat dan saling berhadap-hadapan. Letaknya satu blok dibelakan danau Sapa dan kira-kira 5 menit jalan kaki ke Gereja Sapa, serta 10 menit ke Sapa market. Kita menginap di Sapa Cozy
hotel 2, meskipun kita pesannya di Sapa Cozy hotel 1, tapi untungnya
kamarnya bagus banget. Lantai dari parket, double bed luas, hot water
dan ada penghangat listrik di setiap kasur yang sangat berguna di malam hari yang dingin. Di Sapa nggak perlu pake AC
atau kipas angin karena udaranya duingin banget apalagi kalo malam.
Sesuai dengan salah satu moto dari Sapa yaitu : Kota dengan 4 musim
dalam satu hari. Maksudnya kalau pagi sejuk seperti musim semi,
kalau siang panas seperti summer, sore dingin berawan seperti musim gugur,
malam hari sangat dingin seperti winter, karena memang letaknya 1200 meter dari permukaan laut.
wes punya makanannya sendiri kok masih nglirik punya orang lain sih...??
Sapa market. Dan seperti didaerah manapun di Vietnam, kabel-kabel listrik dan telepon bergantungan tak beraturan dan rendah2 banget.
Sapa market, tempat berkumpulnya suku suku minoritas berbaur dengan turis.
Yang ada digendongan belakang itu bukan barang lho...itu anak mereka yang masih bayi.
rempah dan bahan obat-obatan tradisional banyak dijual di pasar ini
welcome to Sapa... dengan latar belakang Stone Church
Disekitar gereja juga banyak dijumpai suku-suku minoritas yang menjajakan dagangannya
Stone church. Untuk weekday misa setiap jam 7 malam, sedangkan untuk hari Minggu misa diadakan pukul 9 pagi. Sayangnya aku nggak ikut misa disini karena kalah oleh ngantuk.
perjalanan menuju cat cat village dengan pemandangan yang indah
Cat cat village tampak dari atas Sapa, ada di dasar lembah.
Jalanan menuju cat cat village
huf..huf..semangat...50 meter lagi sampai..
Di
Cat cat village ini kita bisa melihat rumah-rumah dan kehidupan para
penduduk asli. Di sini juga terdapat air terjun kecil tapi cantik,
namanya Cat cat waterfall, airnya masih jernih banget. Di depan
waterfall ini ada pertunjukan budaya yang ditampilkan oleh penduduk
asli yaitu tari-tarian dan nyanyian. Aku nggak tau jam-jam
pertunjukannya tapi kayaknya memang ada setiap hari. Pokoknya pas aku
nyampe disana sekitar jam 3 sampai 4 sore. Untuk melihat show ini
nggak dipungut biaya tapi disediakan kotak donasi bagi yang mau
memberi.
Satu jam lihat-lihat desa Cat cat, kita kembali ke Sapa town. Karena pas berangkat tadi jalannya menurun, berarti pulangnya sekarang jalannya mendaki kan…..haduhhhhh duhhhh….karena nggak biasa trekking jadinya ya ngos-ngosan banget, sampe putus rasanya kaki dan nafas. Sebenarnya bisa kok naik ojek (kalau ga salah sekitar VND40.000), karena begitu kita keluar dari kawasan air terjun Cat-cat village banyak ojek yang nawarin jasa untuk ngantar ke Sapa town, tapi kita tolak karena emang niat kita mau trekking selama di Sapa.
jangan lupa beli tiket masuk dulu untuk membantu kelangsungan suku-suku minoritas ini
seperti umumnya desa wisata... yang dijual adalah hasil karya penduduk desa ini
anak-anak dengan pipi merah mereka....gemessss
sistem pengairan masih memakai bambu...bukan paralon besi atao plastik
salah satu penduduk sedang keramas...ditemani peliharaannya.. :)
suka sekali dengan foto ini... Ibu ini jualan madu sambil membuat tas yang nantinya juga akan dijual ke turis....katanya untuk membuat satu tas ukuran 30x20 butuh waktu 3 bulan lho, karena emang dijahit tangan.
rumah-rumah mereka benar-benar masih tradisional
kain-kain buatan tangan mereka sendiri. Kain-kain ini yang dipakai untuk pakaian mereka.
babi adalah hewan peliharaan mereka
Cat-cat waterfall. tidak terlalu besar tapi indah
Beberapa pertunjukan budaya yang dikemas untuk para turis. Pengunjungpun diajak untuk ikut serta dalam salah satu tarian.
Satu jam lihat-lihat desa Cat cat, kita kembali ke Sapa town. Karena pas berangkat tadi jalannya menurun, berarti pulangnya sekarang jalannya mendaki kan…..haduhhhhh duhhhh….karena nggak biasa trekking jadinya ya ngos-ngosan banget, sampe putus rasanya kaki dan nafas. Sebenarnya bisa kok naik ojek (kalau ga salah sekitar VND40.000), karena begitu kita keluar dari kawasan air terjun Cat-cat village banyak ojek yang nawarin jasa untuk ngantar ke Sapa town, tapi kita tolak karena emang niat kita mau trekking selama di Sapa.
hosh..hosh...naik naik ke puncak gunung...hehehehe
Saat
perjalanan pulang kita diikutin 2 penduduk asli yang dengan setia
menawarkan barang dagangannya. Mula-mula basa basi dulu dari mana
kita berasal, tanya nama, berapa hari disini, udah punya suami apa
belum, dll. Bahasa Inggrisnya lancar lho meskipun mereka mengaku
nggak sekolah. Hebat loh mereka ini, ngikutin kita selama 1 jam demi
menawarkan barang-barangnya, tapi aku juga keukeh nggak mau
beli…hehehehe…sebenarnya kasian juga. Akhirnya kita photo-photo
aja dan kukasih VND20.000 untuk mereka berdua.
Sebelum masuk hotel, mampir dulu di Sapa market beli jajanan khas Sapa untuk dimakan di Sapa lake sambil menikmati matahari terbenam di pinggir danau....wowww romantis...sayang kok sama kamu Lus... :)
Buah tangan dari suku asli yang ngikutin kita..., cepet lho dia buatnya.. dari tanaman yang dipetik sepanjang perjalanan. Hati dan kuda katanya..., sempet bingung juga..kuda bentuk dari mana ?? malah kukira dia bikin bentuk kursi...hihihi
Sebelum masuk hotel, mampir dulu di Sapa market beli jajanan khas Sapa untuk dimakan di Sapa lake sambil menikmati matahari terbenam di pinggir danau....wowww romantis...sayang kok sama kamu Lus... :)
Leyeh leyeh menikmati matahari terbenam sambil makan bakpao...nikmat
Kembali ke hotel, karena
capek banget setelah bikin & makan mie instan (ada ketel electrik disediakan di kamar) kita langsung keok ke alam
mimpi, padahal sebenarnya pengin lihat kehidupan malam di Sapa.
Hari
4 : SAPA - motorbike adventure
Hari
terakhir di Sapa rencananya kita mau trekking lagi, tapi apadaya
karena pengalaman kemarin yang capek banget, padahal cuma ke desa
paling dekat dengan Sapa town. Akhirnya hari ini kita sewa motor saja
daripada kaki gempor hehehehehe. Sewa sepeda matik seharga VND120.000
dari hotel, dikasih 2 helm dan tangki kosong. Begitu kunci motor
diserahkan ke kita, petugas hotel langsung memberi petunjuk arah ke
pom bensin terdekat. Beli bensin VND50.000 dapat 2 liter lebih dan
cukup untuk seharian putar-putar desa desa suku minoritas sekitar Sapa.
nih jokinya....aku mah gonceng ajeee...
Tujuan pertama hari ini adalah
daerah utara Sapa yaitu Silver waterfall atau Thac Bac dalam Bahasa
Vietnam, sekitar 12 km dari Sapa town. Jalanan ke sana mulus dan
sepi, nggak sampai setengah jam kita udah nyampe. Tiket masuk sebesar
VND10.000 dan mulai lagi pendakian untuk mencapai air terjun tsb.
Karena ini spring, jadi debit air terjun tidak seberapa besar,
jadinya nggak seberapa bagus, mungkin kalau pas musim hujan akan
lebih bagus lagi. Dinamakan
Silver waterfall karena dari letaknya di atas gunung, jadi dari
kejauhan tampak berkilau seperti perak.
Petunjuk ke Silverwaterfall sangat jelas kok di tiap kilometernya
Entrance fee VND10.000, parkir juga VND10.000
Kaki kesebelasan ini tambah besar diameternya gara-gara jalannya naik terus
Setengah perjalanan...tantangan tangga
Sampai puncak tangga... sayang debit airnya kecil banget karena bukan musim hujan, jadinya nggak seberapa bagus air terjunnya
si photo model ini malah pilih latar belakang jembatan dari pada waterfall karena airnya ga bagus... :)
Masih
di area gunung Fansipan tempat Silver waterfall ini, kita naik dikit
ke puncaknya Fansipan ke daerah yang dinamakan Tram Ton Pass. Tram
Ton Pass ini unik karena disinilah suhu udara benar benar terbelah
menjadi dua. Di satu sisi yaitu sisi Sapa dingin dan berkabut
sedangkan beberapa meter disisi yang lain yaitu sisi Lai Chau cerah
dan panas. Diantaranya karena perbedaan udara yang bertolak belakang,
angin bertiup sangat kencang. Pemandangan sekitar sangat indah dengan
pepohonan dan bebatuan alam-nya. Tapi kita nggak berani lama-lama di
sini karena takut batunya longsor hehehehe.
kereeenn... bukit bebatuan
karena jalanan di sini sepi, kita sampai photo-photo ditengah jalanan...hahaha
Dari
Fansipan mountain kita kembali ke Sapa town dan kali ini menjelajah selatan
Sapa ke arah Ban Den, 12km dari Sapa. Jalanan sempit dan berdebu tapi
pemandangan luar biasa indah. Tidak banyak turis yang kearah sini,
sehingga tidak seramai di Sapa town. Sesekali kita berhenti untuk
foto-toto karena emang gila indah banget pemandangannya. Desa-desa di lembah gunung serta sawah-sawah teraseringnya.
dari Sapa town kalau sudah nemu jalan cabang, jangan bingung... pilih yang kanan ke arah Ban Den untuk menuju desa-desa minoritas seperti Lao Chai village, Ta Van village, dll
sesekali berhenti untuk menikmati pemandangan
dan makan mie instan untuk makan siang yang kita masak sebelum berangkat dari hotel. makannya dipinggir tebing curam biar lebih terasa nikmatnya...hihihihi
Desa
yang kita kunjungi satu saja yaitu Ta Van village, karena untuk masuk
ke desa ini jalannya cukup mulus untuk dilalui sepeda motor. Untuk
desa-desa yang lain yang jalan masuknya sulit (harus jalan kaki
menuruni lembah) kita lewati, cukup di foto dari atas saja. Tidak
seperti Cat-cat village yang masih banyak dipertahankan costum
tradisionalnya, di Ta Van village ini penduduknya banyak yang memakai
pakaian modern, mungkin karena jarang turis yang kesini ya..., kalau
Cat-cat village kan dipertahankan seperti aslinya karena memang untuk
dijual ke turis.
ada Puskesmasnya lho di desa minoritas tsb
foto bersama salah satu penduduk yang jualan gelang kain buatan sendiri. aku beli 2 gelang VND10.000, tapi dia minta tambah buat makan katanya..akhirnya aku tambahin VND5000. Kalau beli souvenir memang sebaiknya langsung ke para suku minoritas tsb daripada di toko, karena akan lebih membantu mereka yang hidupnya serba pas-pasan bahkan kurang.
Jam tiga sore kita kembali ke Sapa town, mampir bentar di Sapa market dan kemudian selonjoran di kaki lima depan Sapa lake menikmati Sapa lake terakhir kali, lalu balik ke hotel untuk mengembalikan sepeda motor sekaligus check-out. Karena kita sudah pesan tiket minibus untuk kembali ke Lao Chai, jadi kita menuju ke Sapa Summit hotel tempat minibus berada. Bus berangkat jam 6 sore, jadi sambil menunggu kedatangan bis foto-foto dulu di area hotel sambil menikmati wifi gratis...hehehehe
suku Red Dzao yang menjual berbagai kerajinan tangan. Aku beli tempat HP 2 pcs, dan dia seneng bangeeet... katanya : "you happy me happy...happy new year"
ngopi hangat sambil menikmati sejuknya Sapa lake untuk terakhir kali sebelum kembali ke Hanoi
narsis dulu di Sapa Summit Hotel sambil nunggu bis yang ke Lao Chai
Kali
ini di kereta kita sekamar dengan bule cewek dari Amerika dan
Inggris yang bekerja sebagai guru bahasa di Korea. Jadi kali ini
perjalanan lumayan nggak membosankan karena bisa ngobrol dengan
mereka, apalagi mereka udah 2 tahun di korea secara aku gandrung
banget ama namanya korea....hehehehe... Jadi yang diomongin selain
perjalanan dan negara-negara di Asia, juga ngomongin
K-Pop...hahahahaha... mereka penggemarnya Busker Busker, dan katanya
pernah nonton konsernya di Seoul dan mereka bule sendiri diantara
keramaian fans.
Kali
ini kita naik kereta yang berangkat jam 8 malam, jadi nanti sampai di
Hanoi pagi-pagi banget jam 5. Sama seperti berangkatnya, ga bisa
tidur nyenyak juga....tiap jam mesti kebangun. Ah...mudah-mudahan
tenaganya kuat buat explore Hanoi lagi besok....bye bye beautiful Sapa..
Hari
5 : HANOI – Don’t go there on Monday & Friday
Tepat
jam 5 pagi kereta sampai di stasiun Hanoi, kondisi masih gelap banget
dan hujan…hadewwww...gimana nih, mana kita saltum (salah kostum)
pula. Sampai-sampai semua orang yang kita jumpai langsung melihat ke
kita berdua, karena ini sebenarnya adalah awal musim semi di Hanoi
tapi udaranya masih dingin, masih sekitar 15 derajat celcius, dan
diudara sedingin itu…pagi-pagi pula kita berdua memakai celana
pendek dan tank top…hahahaha… ini emang gara-gara kurang
persiapan jadinya nggak tahu kalau bulan Maret gini masih dingin di
Hanoi. Untungnya kita tertolong dengan adanya jaket jadi lumayan
hangat. Cuma celana pendek ini emang selalu jadi tujuan pandangan
mata tiap orang, paling mereka mengira kita berdua nih gila,
dingin-dingin kok pakai celana pendek…hihihihi. Selama di Hanoi
kita memang tidak menjumpai matahari sama sekali, setiap hari mendung
atau gerimis.
Tujuan
kita pagi ini adalah Lenin Park, nggak tau kenapa dinamakan Lenin
Park…tapi yang pasti karena ada patung Lenin yang gede banget di
taman ini, tapi aku nggak tahu apa hubungannya Lenin dengan Hanoi
sampai dibuatin patung dan taman khusus. Di depan taman ada tempat
pertunjukan circus.
Russian circus didepan pintu masuk Lenin Park
Seneng
banget lihat taman-taman di Vietnam, karena taman tersebut pasti
hidup dengan kegiatan warga mulai pagi sampai malam hari. Pagi ini
taman diisi dengan kegiatan olahraga dan dancing, kebanyakan adalah
para sepuh, mungkin kalau pagi yang anak-anak dan muda harus pergi
sekolah atau kerja sehingga yang banyak adalah para orang tua. Tapi
ada juga yang mau berangkat kerja nyempatin ke taman ini dulu untuk
sekedar latihan dancing. Udara dingin dan gerimis nggak menyurutkan
semangat mereka. Kita mengelilingi taman ini butuh waktu lebih dari
satu jam dengan jalan santai.
berpose dulu dengan icon taman ini yaitu pak Lenin
danau luas dan indah ditengah-tengah taman, ada perahu bebek yang bisa kita sewa untuk mengelilingi danau
salah satu kegiatan warga Vietnam di taman yaitu dancing
ada yang senam
atau semedi...bener lho ini memang semedi, sambil diiringi musik lembut.
Dari
Lenin park kita menuju hotel untuk check-in. Hotel kita kali ini
adalah Hanoi Royal Palace dijalan Quan Su daerah Old Quarter. Kita
sudah memperkirakan sih kalau kagak bakalan bisa check-in dulu, tapi
niat kita memang mau nitipin tas dulu. Setelah urusan penitipan tas
beres, kita lanjut jalan lagi. Kali ini tujuan kita adalah Temple of
Literature, One Pillar Pagoda, Ho Chi Minh Mausoleum, Presidential
Palace, West Lake dan terakhir ke desa keramik di Bat Thrang.
Jalan
kaki sekitar 10 menit dari hotel sudah sampai di Temple of Literature
yang merupakan universitas tertua di Vietnam tempat anak-anak raja
dahulu belajar. Masuk ke sini diharuskan memakai pakaian sopan (no
short pants, no open shoulder, no hat) padahal aku dan adikku memakai
short pants semua…waduuuhhh..gimana donk..?? Untungnya Lusi bawa
legging dan syal, jadinya cari tempat sepi dipojokkan rumah penjaga
taman kurangkapkan aja legging di atas celana pendekku, trus syal
dipakai Lusi untuk dijadikan rok. Dan sementara kita berganti baju
anjing si penjaga menggonggong terus terusan…hahahahaha…biarin
aja yang penting harus bisa masuk ke temple of literature apapun
caranya….hahahaha.
penampakan kita berdua di depan temple of literature sebelum transform... ni masih pake celana pendek semua karena saltum
bagus banget di dalamnya, bangunan tua tapi masih indah dan terawat... makanya rugi kalau cuma karena saltum ga jadi masuk ke sini...nih bisa saja kan syal dijadikan rok...hihihi
Ga
rugi masuk ke temple ini karena bagus banget, meskipun sudah tua tapi
terawat.
Dari
Temple of Literature kita jalan kaki lagi berbekal peta yang kita
dapat dari hotel ke One Pillar Pagoda. Ga sampai setengah jam kok,
paling sekitar 20 menit saja, untungnya petanya akurat jadi kita
nggak sempat kesasar. One Pillar Pagoda ini satu lokasi dengan Ho Chi
Minh museum dan Ho Chi Minh mausoleum serta Presidential Palace.
Karena satu lokasi dengan tempat tinggal presiden jadi otomatis
daerah area museum sampai dengan Presidential Palace banyak
penjaganya dan bersih dari kendaraan. Enak banget jalan di daerah
ini.
petunjuk menuju istana presiden... mulai jalan ini, tidak ada kendaraan lalu-lalang dan crowded ciri khas kota di Vietnam... jalanan sangat sepi...
tuh.... sepi banget kan.... sampai kita bisa foto di tengah jalan.... dan bangunan-bangunan disekitarnya adalah bangunan tua tapi masih terawat banget.
Menurut
yang aku baca di internet, setiap hari Senin museum dan tempat-tempat
wisata milik kepemerintahan seperti Presidential Palace, Ho Chi Minh Musoleum & Museum ditutup untuk
umum. Lha hari ini kan hari Jum’at, ternyata kalau hari Jum’at
tempat-tempat tersebut juga tutup….hiks…sedih deh rasanya,
jadinya kita hanya foto-foto di depan museum-museum tersebut. Tapi
untuk One Pillar Pagoda tetap buka untuk umum.
di depan Ho Chi Minh museum.... Just wonder, why Ho Chi Minh museum located in Hanoi ?? not in Ho Chi Minh city ?? Ya karena pak Ho Chi Minh adalah bapak kemerdekaannya Vietnam, jadi ya terserah dia museumnya mau diletakkan di kota mana....lagian dulu Ho Chi Minh city kan namanya Saigon bukan Ho Chi Minh seperti sekarang....hehehehehe....just my thought
admission fee untuk masuk Ho Chi Minh museum...murah meriah
gerbang masuk area One Pillar Pagoda, free admission untuk memasuki pagoda ini
dinamakan one pillar pagoda karena bangunan ini dibangun dengan satu pilar saja yang menyangganya. tapi jangan dibayangkan bangunannya besar, paling seukuran kamar lah... 4x4 meter. dibangun tahun 1049, bangunan ini mengadopsi tanaman teratai dengan tangkainya, itulah kenapa bangunan ini berdiri di atas kolam. bangunan yang unik, apalagi karena dibangun pada jaman baheula dimana teknologi belum secanggih sekarang.
tangga masuk one pillar pagoda
di depan Ho Chi Minh Mausoleum yang tutup...hiks...
ini istana presidennya.... kalau Amerika punya white house, korea punya blue house, berarti punya Vietnam ini bisa disebut yellow house dong ya.... peace!!
Puas
foto-foto di depan mausoleum dan presidential palace (meskipun sempat
dimarahi penjaganya karena melanggar marka pembatas taman…hehehehe)
kita jalan kaki sampai di West Lake, yaitu danau terbesar di Hanoi.
Didekat danau ini ada kuil tua namanya Quan Thanh temple atau nama
lainnya Tran Vu temple, temple dari jaman abad 11 yang didalamnya
terdapat patung dewa terbuat dari batu hitam setinggi hampir 4 meter.
Kemudian menyeberang jalan ada Tran Quoc pagoda yang merupakan temple
tertua di Hanoi yang dibangun sekitar abad 6. Saat kita di Tran Quoc
temple ini suasananya ramai banget karena ada doa peringatan bagi
orang meninggal. Untuk masuk Quan Thanh ada ongkos masuk VND10.000,
sedangkan untuk Tran Quoc gratis...donation accepted.
Quan Thanh temple
area depan Tran Quoc temple, yang area belakang untuk tempat sembahyang
area sembahyang....patungnya bagus-bagus banget...
Dari
area west lake kita mau menuju ke Bat Trang pottery village yaitu
desa keramik terbesar di Hanoi. Kita naik bis ke terminal Long Bien
menggunakan bis no. 50, kemudian dari Long Bien lanjut naik bis no.
47 ke Bat Trang village. Perhentian terakhir bis no. 47 ini tepat
didepan desa keramik ini. Saat kita sampai Bat Trang disambut dengan
hujan gerimis plus orang-orang yang menawarkan membuat keramik kita
sendiri (ini dugaanku lho ya… karena mereka ngomong nyerocos pakai
Bahasa Vietnam dan nyodorin kartu nama perusahaan keramik). Kita bisa
membuat keramik sendiri seharga USD2 untuk satu buah mug.
Selamat datang di desa keramik Bat Trang Hanoi
segala macam benda terbuat dari keramik ada disini....silahkan dipilih...murah-murah lho...
Keramik
di sini bagus-bagus dan murah-murah lho… sayangnya kalau mau beli
aku ga bisa bawanya, takut pecah..jadi cuma beli lonceng angin saja
seharga VND10.000 per piece. Dan pulangnya sambil menunggu bis beli
gorengan sosis yang banyak dijual di depan Bat trang village.
Cukup
sudah untuk hari ini menjelajah Hanoi. Dari Bat Trang Village kembali ke
Hanoi naik bus yang sama, turun di Long Bien terminal dan langsung
cap cus ke hotel. Mandi air anget (seharian mulai kemarin sore belum
mandi sama sekali soale hehehehe, biasanya klo lagi travel gini malam
ga pernah mandi…langsung tidur aja..hahahaha buka rahasia, lumayan
kan ngirit air demi menyelamatkan bumi yang makin miskin air bersih),
manfaatin wifi hotel buat BB dan browsing yang sayangnya sinyalnya
amburadul, tidur untuk persiapan besok ke Halong bay. Dan tetep....makan malamnya mie instan....
Hari
6 : HALONG BAY – no sun….just mist
Pagi
hari tepat jam 7 pagi kita dijemput oleh pihak tour & travel yang
telah kita booking sebelumnya. Ternyata untuk Halong Bay tour, Sinh
Tourist ini hanya agen penjualnya aja, untuk pelaksanaannya oleh
Khanh Sinh tour & travel. Dengan menggunakan mini bus, setelah
semua peserta lengkap dijemput satu persatu, tepat jam 8 kita
berangkat ke Halong bay dengan total peserta tour 25 orang.
Perjalanan Hanoi ke Halong Bay ditempuh selama kurang lebih 4 jam dan
ditengah-tengah perjalanan kita akan dimampirkan dulu ke toko
souvenir & oleh-oleh dimana yang membuat souvenir-souvenir
tersebut adalah orang-orang korban perang Vietnam.
Jam
12 kita sampai di Halong Bay disambut dengan hujan deras…hiks…duh
alamat fotonya berkabut semua nih. Disambut oleh ibu-ibu penjual jas
hujan yang harganya murmer USD 1 saja. Jadi jangan kawatir kalau lupa
bawa payung atau jas hujan, tinggal beli aja disana. Aku sih
dipinjami sama mbak tour leadernya….hihihi…makasih mbak…
Dengan
menggunakan boat kapasitas 30 orang, berlayar selama kurang lebih 4
jam sambil menikmati keindahan teluk Halong yang masuk dalam salah
satu 7 wonder world dengan 1.969 batuan kapurnya. Dengan suguhan
makanan ala western, chinesse & local seafood..makan diatas kapal
dengan pemandangan yang menakjubkan terasa nikmat…apalagi perut
udah lapar…dan ada nasi pula…hahahahaha (kasian yang rindu
nasi..colek Luci). Jangan lupa untuk bawa air minum sendiri ya..
karena paket makan di boat ini nggak termasuk minuman, kalau mau
minum harus beli. Untungnya minuman yang dikasih waktu di bus
kubawa..hehehehe..ga mau rugi.
inside boat...nyaman
lunch menu
beautiful karst....sayangnya berkabut...tapi ga papa tetep indah kok
salah satu desa terapung di teluk Halong
Paket
tour yang aku beli termasuk juga dengan kayaking atau kalau ga berani
bisa ganti dengan rakit bambu. Aku dan adikku Luci ga pernah bermain
kayak sebelumnya, jadi lumayan agak kawatir juga karena aku ga bisa
renang….ntar kalo kayaknya kebalik gimana dong…??? Pelampung yang
dipakai juga nggak safety sama sekali, karena meskipun kita pakai
vest pelampung tapi semuanya rusak dan ga bisa dikancingin. Untungnya
ternyata kayak tuh susah kok kebaliknya, jadi relatif amanlah
menurutku. Pemandu tournya waktu kita kasih tau kalau ini pertama
kali main kayak langsung kasih pengarahan ke kita cara mengemudikan
kayak yang benar. Karena ini pertama kali berkayak ria, jadinya
isinya selama kayak setengah jam tuh ketawaaaaa melulu karena ga
kompak sehingga arahnya ga karu-karuan. Apalagi pas kembali ke
dermaga, susaaahhh banget ngarahinnya ke dermaga..hahahaha…bukan
pemain professional sih…. Tapi yang penting kan pengalamannya kan
??
Kita
juga mengunjungi gua batu kapur yang indah, penuh dengan stalakmit
dan stalaktit. Pemandu tour-nya dengan sabar njelasin ke kita tentang
semua sejarah, mitos dan fakta mengenai Halong Bay ini. Aku lupa nama
gua yang kita masukin, tapi guanya bener2 bagus…gimana alam &
Tuhan bisa membuat karya seindah ini membuat kita patut bersyukur
kita bisa menikmatinya. Salah satu pesan dari pemandu tour bahwa kita
harus bersyukur kita bisa menikmati keindahan teluk Halong saat ini,
maka kita diminta tolong untuk tidak membuang sampah di laut karena
akan merusak keindahan laut dan habitat yang ada didalamnya, sehingga
takutnya 5 tahun atau 10 tahun mendatang jika kita kembali datang
kesini teluk Halong sudah tidak ada lagi karena rusak oleh ulah
manusia…hmmm nice message.
Tour
selama 4 jam tidak terasa harus berakhir…pengen kesini lagi
kapan-kapan…
Empat
jam perjalanan kembali ke Hanoi, langsung diantar ke hotel kita
kembali. Badan rasanya lengket kena angin laut…langsung
mandi..masak mie instan..nge-net dengan sinyal yang amburadul (untuk
sinyal internet hotel ini nggak recommend deh, lokasi dan pelayanan
sih oke), dan tidur.
Hari
7 : HANOI – Monday mass with Viet language
Hari
ini adalah hari terakhir di Hanoi, dan kita nggak ada rencana jalan
kemana-mana. Satu-satunya tujuan hari ini adalah mau mengikuti misa
minggu pagi di gereja katedral St. Joseph, setelah itu santai-santai
saja di hotel sampai waktu check-out kemudian menuju airport.
Jadwal
misa minggu di katedral St. Joseph cukup banyak juga, yaitu pagi jam
5, jam 7, jam 9, dan jam 11, kemudian sore jam 4 dan jam 6. Kita
pilih yang jam 9 pagi saja sehingga bisa bangun agak
siangan..hehehehe.
Masih
dengan suasana gerimisnya, selesai sarapan kita jalan kaki menuju ke
gereja St. Joseph untuk ikut Sunday mass. Meskipun aku nggak tahu
bahasanya yang penting kan doanya kan… Banyak juga warga asing yang
ikut misa, dan aku dengar untuk misa yang jam 11 siang adalah misa
dalam Bahasa Inggris.
Sehabis
misa, kembali ke hotel untuk packing dan check-out. Hotelnya baik
lho…kita dikasih oleh-oleh kopi Vietnam satu pack…thank you.
Dari
hotel ke halte Long Bien sebenarnya cukup jauh, jalan kaki sekitar 20
sampai 30 menit, tapi karena kita memang niat untuk jalan kaki saja
sambil menghabiskan waktu (pesawat kita sore jam 4) dan mau cari
sedikit souvenir di daerah Hoan Kiem Lake. Di sepanjang jalan Cau Go
(belakangnya Highland coffee) banyak penjual souvenir dan oleh-oleh
makanan khas Vietnam yang ternyata harganya lebih murah-murah, dan
aku tahunya ya pas hari terakhir ini, pas uang udah habis..hiks..
Perbandingan saja, untuk kaca bingkai kayu dengan ukiran gadis
Vietnam yang aku beli di Temple of Literature harganya VND35.000/pcs
sedangkan disini hanya VND20.000. Pembatas buku gambar gadis Vietnam
di toko souvenir menuju Halong Bay harganya VND20.000, di Temple of
Literature harganya VND10.000, sedangkan di sini hanya VND5.000, jauh
banget kan selisihnya…. Langsung nyesel kenapa baru hari terakhir
nemunya..hiks.
Karena
kita harus sudah ada di bandara jam 2 siang, maka jam 12 kita
langsung menuju Long Bien untuk naik bis no. 17 menuju bandara,
karena perjalanan menuju bandara memakan waktu hampir dua jam. Sempat
bingung waktu mencari pintu keberangkatan, karena ketemunya kok
arrival hall lagi. Ternyata departure hall-nya ada di lantai 2. Kalau
naik taxi mungkin langsung diturunkan di depan departure hall,
makanya agak sedikit bingung..hihihi..
Proses
check-in dan boarding disini aku rasa agak sedikit manual, karena aku
menerima boarding pass-nya bukan print-out dari computer, tapi
tulisan tangan manual petugas, makanya antrian waktu proses check-in
agak lama. Tapi gapapa…yang penting bisa boarding kan..?? Dadah
Hanoi…dadah Sapa town…Dadah Vietnam… (iiihhh..lebay)…sampai
jumpa next visit ya.
Banyak
pengalaman yang sangat menyenangkan selama di Vietnam, bisa mengenal
budaya dan makanan khas daerah tersebut. Tapi aku mau highlight
sedikit untuk pengalaman yang ga menyenangkan selama trip di Hanoi &
Sapa, kalau yang menyenangkan udah pasti menyenangkan semua
kan….hehehehehe
Pengalaman
ga mengenakkan selama di Hanoi & Sapa :
- Tourist information di bandara meskipun ada tulisan free map tetapi mereka akan selalu bilang habis. Mereka akan kasih kalau beli paket wisata ke mereka.
- Beli obat batuk di apotik daerah Old Quarter, dikasih yang harganya VND150.000 aku minta yang lebih murah saja, kemudian dikasih yang seharga VND120.000 katanya itu yang paling murah. Ya sudahlah mungkin harganya memang segitu pikirku. Pas hari ketiga obat batuk tersebut habis, aku ke apotik di daerah dekat rumah sakit dan kutunjukin botol obat yang sebelumnya….dan…..berapa harganya sodara ???? VND24.000….fuih kena tipu obat nih.
- Sepatu rusak dan ga enak buat jalan, akhirnya harus beli sepatu atau sandal baru. Di kota Sapa dekat hotel ada toko baju dan sandal. Aku pilih sandal jepit yang kalau di Indonesia harganya ga mungkin lebih dari 10.000 rupiah, dan di sandal tersebut sudah ada tempelan harganya VND48.000, pas mau bayar dia minta VND100.000…..apaaaaaa ???? gila masak sandal jepit 50.000 rupiah ??? Akhirnya ta kembalikan ke tempatnya aku maunya ga jadi beli, trus sama pembelinya dipanggil lagi suruh bayar seharga yang tertera di label.
- Beli gorengan di pasar di Sapa town. Aku nanya “how much” ? si penjual bilang 1 harganya VND5.000…wow…gorengan di Indonesia harganya paling 1000 rupiah ato 1500 lah paling mahal. Ya udahlah lha wong emang kepengin, jadinya beli 2 aja seharga VND10.000. Besoknya karena enak aku ulangi beli gorengan tersebut di tempat yang sama tapi aku nggak ngomong sama sekali, langsung kusodorin uang VND20.000 dan kutunjuk gorengan yang kumaksud. Kalau memang harganya sama kayak kemarin berarti aku harusnya dapat 4 biji dong ya….tapi begitu aku buka kreseknya kali ini dapat 8 biji…..hahahahaha….padahal makanan yang sama di penjual yang sama. Mungkin kali ini dikira orang local yang beli, bukan turis karena nggak pake nanya berapa.
- Beli air minum di pinggir jalan atau di restoran ukuran 500ml harganya VND20.000, di mini market hanya VND5.000
Dari
Vietnam kali ini kita mampir dulu sehari semalam di Singapore,
kepingin ke Garden by the bay karena belum kesampaian kesana pas
tahun lalu ke Singapura… ^_^
Hari
8 : SINGAPORE - Garden and Bridge
Sehari
semalam di Singapura, kali ini kita nginepnya di Plush Pod Hostel di
daerah Bugis. Dekat banget dengan MRT Bugis, keluar dari exit D
langsung ketemu dengan jalan Tan Quee Lan tempat hostel berada. Letak
hostel ini ada di ruko paling belakang di lantai 2, gampang kok
carinya. Kebetulan kali ini meski aku book di kamar dorm female yang
isi 8, ternyata isinya hanya 2 orang saja yaitu kita…..horeeeee….
serasa privat room…hehehehe.
Pagi
hari setelah urusan mandi dan sarapan selesai, kita nggak membuang
waktu segera check-out dan nitipin luggage kita di reception,
kemudian langsung capcus ke Haw Par villa, yaitu taman dengan banyak
patung-patung indah dan gratis lagi. Kita hanya sekitar 30 menit di
taman ini, karena masih ada tujuan lain yang pengen kita datangi
yaitu : Henderson waves, Garden by the bay dan terakhir belanja di
Bugis market.
Ini
dia pose-pose narsis selama di Haw Par villa…, tertarik ???
hehehehe…gampang kok menuju kesananya, tinggal naik MRT dan turun
di stasiun Haw Par Villa, dan taman ini tepat ada di sebelah kanan
stasiun MRT tersebut. Tempatnya nggak seberapa ramai dengan
pengunjung, tapi asyik buat tambah pengetahuan, karena di setiap
patung diceritakan legenda/ceritanya. Selain itu ada juga additional performance di jam-jam tertentu seperti : story telling, puppet show, dan moving sculpture.
Dari
Haw Par villa, kita menuju Henderson bridge atau biasa disebut
Henderson waves, yaitu sebuah jembatan untuk pejalan kaki yang
menghubungkan Mount Faber Park dan Telok Blangah Hill Park. Desainnya
yang seperti ombak dan letaknya tepat diatas Henderson Road
menjadikan namanya Henderson waves. Jembatan kayu yang indah ini juga
pernah mendapat berbagai macam penghargaan untuk keindahan dan
desainnya yang unik. Tidak hanya jembatan ini saja sebenarnya daya tariknya...ada beberapa tempat yang dekat dengan jembatan ini bahkan sampai ke Harbour Front kalau mau niat trekking.
Untuk
menuju Henderson bridge kita menggunakan dua moda transportasi yaitu
MRT dan bis. Naik MRT sampai Redhill station kemudian persis di depan
stasiun MRT ada halte bis dan kita naik bis nomor 145 ke Bef Telok
Blangah, kira-kira 10 menit atau kalau mau ngitung (aku sih memang
niat menghitung..hehehehe) 7 halte. Henderson bridge tepat berada di
atas halte tersebut, dan kita naik tangga di sampingnya…nyampai
deh.
tangga naik sebelah halte menuju Henderson Waves
Henderson waves dari bawah
Jembatan kayu desain unik...worth to visit
Tempat
ketiga yang kita datangi adalah Garden By The Bay, sebuah taman
buatan yang berdiri diatas lahan seluas 100 hectare. Dengan 2 flower
dome yang suhu dan suasananya berbeda di tiap dome karena tanaman
yang tumbuh juga berbeda di setiap dome. Di flower dome tersebut
sering diadakan pameran bunga atau tanaman-tanaman terkenal di dunia,
misalnya : tulip, mawar atau anggrek secara periodik tergantung
musimnya. Di taman ini juga terdapat beberapa supergrove tree, yaitu
pohon buatan akan tetapi didalamnya ditanam berbagai macam jenis
flora kecil yang kalau dilihat dari jauh bagus banget. Untuk memasuki
Garden by the Bay tidak ada biaya yang dikenakan akan tetapi bila
ingin masuk ke flower dome atau naik ke Supergrove tree harus
membayar. Cuaca sangat panas saat kita sampai di Garden by the bay,
jadi kita putuskan naik electric car dengan membayar SIN2, yang
ternyata setelah naik electric car tersebut nyesel karena ternyata
jaraknya dekat banget, dan kalaupun jalan kaki nggak bakalan panas
seperti diluar-nya karena banyak pepohonan dan banyak objek-objek
menarik yang bisa difoto. Akhirnya pulangnya kita nggak naik electric
car tersebut, jadinya mubazir juga tiket yang udah kita beli.
Kita
nggak masuk ke flower dome, karena saat kita kesana nggak ada pameran
bunga yang menurutku special, lagian tiket masuknya mahal, jadi kita
foto dari luar flower dome saja dan kebanyakan di area supergroove
tree. Mungkin kalau ada pameran tulip aku bela-belain masuk ya
meskipun mahal ^_^.
Tujuan
terakhir sebelum pulang ke Indonesia….Bugis village…emang kalau
perempuan ga afdol kan kalau nggak belanja…hehehehe… Belanja
sedikit oleh-oleh dan souvenir untuk anak, suami, orang tua, teman,
keponakan, sepupu, tetangga, pembantu, anak pembantu,
dllllll…..hahahahahaha…emang oleh-oleh is a must bagi orang
Indonesia.
Uang
sudah habis, cuma memastikan saja ada sisa uang buat beli makan siang
di 7/11 dan saldo Ez-link cukup sampai di Changi. Kita ambil bagasi
di hostel dan langsung capcus menuju bandara.
Okeyyy….where’s
the next destination ????? Can’t wait.
See
you….bye..bye..
Date | Expense | IDR | VND | SIN$ |
Day 1 | Airport Tax | 300,000 | ||
17-Mar-14 | Taxi to Juanda | 100,000 | ||
Day 2 | Bus from Noi Bai airport to Long Bien | 14,000 | ||
18-Mar-14 | Lunch at Loteria | 80,000 | ||
Booking Halong Tour | 1,570,000 | |||
Dinner | 64,000 | |||
Cough Medicine | 90,000 | |||
Train to Sapa + mini bus (vv) | 2,040,000 | |||
Day 3 | Toilet fee at Lao Cai station | 4,000 | ||
19-Mar-14 | Lunch | 100,000 | ||
Mineral water (2) | 15,000 | |||
Entrance Fee Cat Cat Village | 80,000 | |||
Slipper | 48,000 | |||
Tips for photo | 20,000 | |||
Cake | 25,000 | |||
Mie Instan | 5,000 | |||
Day 4 | Gasoline for motorbike | 50,000 | ||
20-Mar-14 | Parking at Silver waterfall | 10,000 | ||
Entrance Fee Silver waterfall | 20,000 | |||
Souvenir | 65,000 | |||
Coffee | 35,000 | |||
Cake | 40,000 | |||
Motorbike rental fee | 120,000 | |||
Day 5 | Cough Medicine | 24,000 | ||
21-Mar-14 | Entrance fee Temple of Literature | 20,000 | ||
Souvenir | 365,000 | |||
Lunch | 70,000 | |||
Bus from West Lake to Long Bien | 10,000 | |||
Bus to Bat Trang (vv) | 20,000 | |||
Ceramik souvenir | 20,000 | |||
Cake/Sausage | 10,000 | |||
Mie Instan | 20,000 | |||
Day 6 | Halong…. No cost (all include on tour) | |||
22-Mar-14 | ||||
Day 7 | Lunch at Lotte | 45,000 | ||
23-Mar-14 | Souvenir | 60,000 | ||
Bus to Noi Ba airport | 14,000 | |||
Day 8 | Ez-link top-up | $20.00 | ||
24-Mar-14 | Ice cream | $1.20 | ||
Lunch | $8.20 | |||
Shuttle garden by the bay | $4.00 | |||
Shopping @ Bugis street | $81.00 | |||
Total | 400,000 | 5,173,000 | $114.40 | |
In IDR | 400,000 | 2,586,500 | 1,086,800 | |
Beli online | Hotel Hanoi Evergreen (1day) | 143,831 | ||
Hotel Sapa Cozy (1day) | 92,468 | |||
Hotel Hanoi Royal Palace (2day) | 583,990 | |||
Hostel Plush Pod Singapore (1day) | 661,222 | |||
Total beli online | 1,481,511 | |||
GRAND TOTAL (Pengeluaran untuk 2 orang) | 5,554,811 |